Suara.com - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi menilai Dirut Pelindo II RJ Lino takabur saat menyatakan di era pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), saat Menko Ekuin dijabat Rizal Ramli, pelabuhan Tanjung Priok banyak calo.
"Di era Gus Dur, jangankan Dirut BUMN, pejabat setingkat menteri kalau terimbas isu korupsi, bisa langsung diberhentikan. Tentu saja setelah tim investigasi kepresidenan menemukan indikasi kuat bahwa menteri tersebut memang korup," kata Adhie di Jakarta, Kamis (19/11/2015).
Dalam pemerintahan Gus Dur, tambah Adhie, tidak boleh ada orang yang kebal hukum dan bisa memberhentikan aparat penegak hukum yang sedang melaksanakan tugasnya.
Bahkan, tambah Adhie, Gus Dur sendiri saat menjabat Presiden RI bersedia diperiksa tim penyidik Bareskrim Mabes Polri terkait isu dana Yanatera yang dalam politik nasional dikenal sebagai Buloggate.
"Jadi, kalau ada percaloan di pelabuhan Tanjung Priok sebagaimana dikatakan RJ Lino, pasti sudah dilibas. Justru di zaman Gus Dur Tanjung Priok berhasil ditata ulang dengan menerapkan sistem yang lebih transparan. Tugas menertibkan mekanisme kepelabuhan dan kepabeaan dilakukan oleh Rizal Ramli," katanya.
Lebih jauh mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid itu mengatakan, mungkin benar seperti kata RJ Lino bahwa sekarang di Priok tidak ada calo.
Tapi faktanya memperlihatkan percaloan itu masuk dalam sistem. Pelakunya bukan lagi calo dalam pengertian biasa, melainkan para pejabat resmi di BUMN tersebut, kata Adhie.
Oleh sebab itu, lanjut dia, sekarang justru banyak persoalan di Pelindo II yang merugikan (keuangan) negara. Ia mencontohkan perjanjian dengan pihak luar (asing) yang dibuat dengan cara melawan hukum, berbagai proyek yang nilainya sudah disulap jadi sangat mahal., serta menyewakan lahan (pelabuhan) kepada pihak lain.
"Semuanya tampak prosedural, padahal penuh permainan," kata Adhie.
"Saya berharap kelak di pengadilan skandal korupsi pembelian crane (alat bongkar muat) di Pelindo II yang masih diproses di Bareskrim Mabes Polri, dan sudah membuat Komjen Budi Waseso terpental dari kedudukannya sebagai Kabareskrim, bisa membungkam kecongkakan RJ Lino yang menyebut pada era Gus Dur di Priok banyak calo," katanya.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, RJ Lino melakukan kebohongan besar ketika menyebut banyak kemajuan di PT Pelindo II ketika dia memimpin.
"Ukuran sebuah pelabuhan bagus atau tidak itu dari sisi pemakai jasa hanya ada dua yaitu biaya dan servis," katanya.
Selama RJ Lino memimpin PT Pelindo II sejak enam tahun lalu, kata Zaldy, biaya pelabuhan tidak pernah turun, malah naik terus. Dari sisi servis, ketika Hatta Rajasa jadi Menko Ekonomi target dwelling time adalah 4 hari, tapi PT Pelindo II tidak pernah bisa mencapai itu, bahkan impor jalur prioritas yang tidak perlu ada pemeriksaan bea cukai dan dokumen impor dwelling time-nya masih membutuhkan waktu 3,5 hari. Padahal seharusnya maksimal 2 hari saja "Jadi, RJ Lino omong kosong besar kalau bilang Tanjung Priok ada perubahan yang lebih baik selama dipegang oleh beliau. Buktikan kalau biaya pelabuhan bisa turun, padahal volumenya sudah naik dua kali dan peralatan baru sudah dipasang, kok malah biaya pelabuhan naik? Seharusnya turun kalau memang produktivitasnya bertambah," katanya.
Sebelumnya, RJ Lino menyindir Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli. Lino menyampaikan, kalau Pelindo II saat ini berbeda dengan zaman Rizal Ramli saat menjabat Menko Ekuin di era Abdurahman Wahid.
"Lihat Tanjung Priok hari ini kayak apa, jangan kira pelabuhan Tanjung Priok saat ini seperti saat Pak Rizal Ramli dulu," ujar RJ Lino di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (18/11/2015).
"Sekarang Tanjung Priok tidak seperti yang dipahami Rizal Ramli. Tidak ada calo seperti dulu lagi," sambungnya. (Antara)
Berita Terkait
-
4 Sindiran Legendaris Gus Dur ke DPR yang Makin Relevan: dari Anak TK Sampai Profokator!
-
Selama Koruptor Gerak Bebas, Gus Dur Pernah Sebut Demokrasi di Indonesia Cuma Omongan Goblok
-
Gus Dur Pasti Murka! Yenny Wahid Ungkit Pelengseran Ayahnya, Sentil DPR Soal Fasilitas Mewah
-
Dekrit Gus Dur Bekukan Parlemen Kembali Viral: Alasan Beliau Terasa Sekarang
-
Apakah Presiden Bisa Bubarkan DPR? Ini Sejarah dan Aturannya
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada