Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi investasi Badan Usaha Milik Negara maupun swasta nasional di negara-negara ASEAN, termasuk Vietnam.
Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (23/11/2015), mengatakan saat pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung di sela-sela mengikuti KTT ASEAN, Presiden Jokowi menyampaikan harapannya agar investasi pengusaha Indonesia ke negara tersebut meningkat dan mendapat dukungan dari pemerintah Vietnam.
"Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memanfaatkan peluang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mendorong perusahaan Indonesia, baik swasta dan BUMN untuk berkiprah di tingkat regional maupun global. Selain tetap menarik 'inward investment' (investasi ke dalam negeri) dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi," katanya.
BKPM memperkirakan nilai investasi Indonesia ke Vietnam mencapai sekitar 500 juta dolar AS dan secara akumulasi termasuk periode sebelum lima tahun terakhir, diperkirakan mencapai 2 miliar dolar AS.
Franky menambahkan, pihaknya akan memanfaatkan kantor perwakilan di luar negeri yang dapat membantu mempertemukan perusahaan Indonesia dengan mitranya di luar negeri.
Contohnya, Kantor Perwakilan BKPM di Sydney yang membantu memfasilitasi investasi Japfa Comfeed (Santori) untuk membeli peternakan sapi di Australia sebesar 35 juta dolar AS.
Lembaga itu, pada pekan lalu juga memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara Blackmores dan PT Kalbe Farma Tbk di sela-sela kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb di Indonesia.
"Fasilitasi juga dilakukan oleh kantor perwakilan BKPM lainnya, baik dari Singapura yang melingkupi ASEAN termasuk investasi yang dilakukan perusahaan Indonesia di Vietnam, Sydney, Jepang, Seoul, New York, London, Taipei, dan Abu Dhabi," paparnya.
Berdasarkan data BKPM, terdapat 31 perusahaan Indonesia yang telah menanamkan modalnya di Vietnam, di berbagai sektor mulai dari semen, obat-obatan, properti, pengemasan, cat, makanan, industri kimia,"freight forwarding" (layanan jasa pengurusan transportasi untuk ekspor-impor) dan sektor lainnya.
"Dari 31 perusahaan tersebut, mayoritas swastas nasional yang sudah dikenal oleh masyarakat, demikian halnya dengan PT Semen Indonesia Tbk, salah satu produsen terbesar di ASEAN," tambahnya.
Franky menuturkan, Indonesia sebagai negara dengan pendapatan per kapita di atas 3.500 dolar AS, bahkan mencapai hingga 9.000 dolar AS di Jakarta dan Surabaya, mengungguli pendapatan per kapita Vietnam, Filipina, Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Demikian pula perusahaan-perusahaan Indonesia, yang memiliki kemampuan berekspansi dan menjadi pemain di tingkat kawasan regional.
Maka, sudah sepantasnya perusahaan Tanah Air juga bisa mengembangkan sayap bisnis ke luar negeri.
"Bahkan beberapa BUMN seperti Pertamina dan Semen Indonesia sudah'go international'," jelasnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Menperin Sebut Investasi Asing Menguat ke Industri Manufaktur
-
Gelandang Andalan Vietnam Diperkirakan Absen dari SEA Games 2025, Timnas Indonesia Diuntungkan?
-
Media Vietnam Heran Target Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 Bukan Medali Emas
-
Vietnam Diperkuat Eks Gelandang Timnas Bulgaria U-21 di SEA Games 2025
-
Adu Kesiapan Timnas U-22 vs Negara Tetangga Jelang SEA Games 2025: Siapa Paling Menjanjikan?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Dua Program Flagship Prabowo Bayangi Keseimbangan APBN 2026 dan Stabilitas Fiskal
-
10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil