Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai positif penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2016.
"Setiap penurunan BBM sebesar Rp100 saja daya beli masyarakat dapat meningkat sekitar Rp4-Rp4,3 triliun, nah bayangkan penurunannya di atas level itu, maka daya beli masyarakat lebih tinggi, kalau daya beli masyarakat naik maka dampaknya akan positif bagi pertumbuhan ekonomi domestik," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Selasa (5/1/2016).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral per 5 Januari 2016 mulai pukul 00.00 WIB menyatakan harga premium non-Jawa-Madura Bali turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950 per liter, premium di Jawa-Madura-Bali turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter. Sementara harga solar subsidi turun Rp750 menjadi Rp5.650 dari sebelumnya Rp6.700 per liter.
Menurut Tito Sulistio, tumbuhnya perekonomian domestik secara otomatis juga akan mendongkrak kinerja perusahaan tercatat atau emiten di BEI yang akhirnya akan menarik minat pelaku pasar saham untuk melakukan aksi beli efek, dengan begitu potensi indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak lebih tinggi cukup terbuka.
"Daya beli masyarakat yang naik akan menggerakan perekonomian, efek positifnya ke kinerja keuangan emiten karena dapat meningkatkan penjualannya, investor akan melihat positif," katanya.
Di sisi lain, lanjut Tito Sulistio, diharapkan ada tambahan kebijakan dari Bank Indonesia dengan menurunkan suku bunga acuan (BI rate). Secara teoritis, penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap produk investasi di pasar modal.
"Saya mengharapkan jarak inflasi dengan BI rate tidak terlalu lebar yakni sekitar 2 persen, saat ini dengan laju inflasi tahunan 2015 sebesar 3,35 persen, maka jaraknya cukup lebar," katanya.
Kendati demikian, Tito Sulistio mengatakan bahwa kebijakan putusan suku bunga acuan BI merupakan sepenuhnya independensi Bank Indonesia, pihak lain dilarang ikut campur terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menambahkan bahwa realisasi inflasi 2015 yang lebih rendah dari pada target serta prospek inflasi dan nilai tukar rupiah yang lebih terukur menyediakan ruang lebih besar bagi Bank Indonesia untuk memangkas BI rate pada kuartal I 2016.
"Sedianya, Bank Indonesia akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 13-14 Januari 2016. Kami memprediksi akan terjadi dua kali pemangkasan BI rate pada pada kuartal I ini dan tidak berubah hingga akhir 2016 karena laju inflasi akan sejalan dengan kisaran target Bank Indonesia, yakni sebesar 4 plus minus 1 persen," katanya.
(Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Isyaratkan Aksi Korporasi, Saham BRRC Dipantau Investor
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
IHSG Melesat ke Level Tertinggi Selama Perdagangan Sepekan Ini
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Harga Bitcoin Terus Merosot Hingga di Bawah USD 90.000, Begini Prospeknya
-
Masyarakat Bisa Pinjam Dana ke Danantara untuk Bangun Dapur MBG, Gimana Caranya?
-
Purbaya Heran BTN Minta Tambah Anggaran Padahal Penyerapan Minim: Aneh Juga Dia
-
Saham Bank BUMN Rontok Serempak, Investor Cuek usai Menkeu Purbaya Suntik Rp76 T
-
Neraca Pembayaran Masih Alami Defisit 6,4 Miliar Dolar AS, Bagaimana Kondisi Cadangan Devisa?
-
Ekonom : Sikat Gudang Penyelundup Thrifting tapi Beri Napas Pedagang Eceran!
-
Danantara Tentukan 4 Kota Jadi Pilot Project Waste to Energy
-
Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,04% Q3 2025, Belanja Pemerintah Ikut Ngegas
-
Pinjaman KUR BRI di Bawah Rp100 Juta Tidak Wajib Pakai Agunan? Ini Penjelasannya
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia