Suara.com - Pertumbuhan net profit atau laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk juga didorong oleh peningkatan fee based income. Sepanjang tahun 2015, pertumbuhan fee based income tercatat sebesar 21,2% yoy menjadi Rp. 7,4 triliun.
"Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan transaksi trade finance sebesar 36,2% yoy menjadi Rp. 734,9 miliar dan kemudian diikuti oleh transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 34,4% menjadi Rp. 1,6 triliun secara year on year," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya, BRI terus mengembangkan jaringan unit kerja konvensional, e – channel, dan layanan branchless banking, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sepanjang tahun 2015 ini, BRI telah menambah sedikitnya 216 unit kerja konvensional, baik itu dalam bentuk Kantor Wilayah, Kantor Cabang, hingga Teras BRI keliling.
Hingga akhir tahun 2015, BRI telah memiliki 10.612 jaringan kerja konvensional, yang terdiri dari 8.539 jaringan mikro, termasuk Teras BRI dan Teras BRI Keliling, 983 Kantor Kas, 603 KCP, 467 Kantor Cabang, serta 19 Kantor Wilayah yang kesemuanya terhubung real time online.
Sementara itu, peningkatan jumlah jaringan e – channel didominasi oleh pertambahan Electronic Data Capture (EDC) sebesar 56.554 menjadi 187.758 unit, Automatic Teller Machine (ATM) bertambah 2.000 menjadi 22.792 unit serta Cash Deposit Machine (CDM), bertambah 500 menjadi 892 unit.
Layanan branchless banking Bank BRI yang populer disebut BRILink juga meningkat secara signifikan, baik dari segi jumlah agen, jumlah transaksi maupun volume transaksi. Hingga akhir tahun 2015, jumlah Agen BRILink tumbuh sebesar 247% dari periode yang sama tahun lalu atau menjadi 50.259 Agen yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sedangkan jumlah transaksi yang dilayaninya pun terus meningkat dengan pesat, dari 1,06 juta transaksi di akhir tahun 2014 menjadi 65,87 juta transaksi di akhir tahun 2015 atau tumbuh sebesar 6.217%. "Adapun nilai transaksinya telah mencapai Rp. 35,85 trilyun atau meningkat 3.684% dari Rp.973 milyar di periode yang sama tahun sebelumnya," tutup Asmawi.
Berita Terkait
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Babak Baru Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 15 Tersangka Segera Disidang!
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
Cerita Inspiratif: Harmoni dalam Keberagaman Ekonomi Desa Empang Baru
-
HUT BRI ke-130: Healing & Belanja Jadi Lebih Ringan, Diskon hingga Jutaan Rupiah
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas