Suara.com - Harga minyak mengakhiri minggu bergejolak dengan lebih tinggi pada Jumat (1/7/2016) atau Sabtu pagi WIB, karena krisis penyanderaan di Bangladesh menghidupkan kembali kekhawatiran tentang risiko politik dan implikasinya bagi pasokan minyak.
Sejumlah pria bersenjata menyerbu sebuah restoran yang ramai di ibukota Bangladesh, Dhaka, pada Jumat malam, menyandera para pengunjung dan memicu baku tembak dengan polisi, kata para petugas.
Analis mengatakan pasar minyak sudah gelisah setelah serangan bunuh diri pada Selasa di bandara Istanbul di Turki, yang mengakibatkan 44 orang tewas.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 66 sen menjadi berakhir di 48,99 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, patokan global, menguat 64 sen menjadi menetap di 50,35 dolar AS per barel di perdagangan London.
Para investor ingin bermain aman sebelum libur panjang akhir pekan, dengan pasar AS ditutup pada Senin (4/7) untuk liburan Hari Kemerdekaan AS, kata konsultan industri energi Andy Lipow.
"Pasar tidak benar-benar ingin pergi ke akhir pekan yang singkat (pada minyak) mengingat apa yang telah terjadi di Timur Tengah," kata Lipow. "Mungkin ada beberapa kegugupan masuk ke akhir pekan tiga hari." Lipow mengatakan minyak juga diperkirakan menerima dukungan dari kenaikan penggunaan bensin musim panas ini, karena lebih banyak pengendara diuntungkan dari harga bensin lebih rendah di SPBU dan memilih untuk melakukan perjalanan darat daripada perjalanan udara.
Perdagangan Jumat menutup seminggu bergejolak untuk minyak, karena penurunan harga pertama bersama dengan pasar ekuitas dalam menanggapi pilihan Inggris pada 23 Juni untuk meninggalkan Uni Eropa, sebelum mulai pulih pada Selasa.
Brexit dipandang sebagai "headwind" (penghambat) untuk pertumbuhan global, meskipun ada perdebatan di antara para ekonom tentang sejauh mana dampaknya.
Sebagian besar analis masih melihat pasar minyak sebagai kelebihan pasokan karena tingginya produksi di produsen-produsen utama OPEC, meskipun ada gangguan pasokan di beberapa negara penghasil minyak utama, seperti Nigeria dan Kanada.
Kenaikan harga minyak juga didukung oleh melemahnya dolar AS yang meningkatkan sentimen investor, karena membuat minyak dalam denominasi dolar lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga minyak mentah juga didukung data terakhir yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS telah turun untuk minggu keenam berturut-turut.
Badan Informasi Energi AS mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu bahwa persediaan minyak mentah AS turun 4,1 juta barel menjadi 526,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Juni. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global