Bisnis / Makro
Jum'at, 05 Agustus 2016 | 12:54 WIB
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa Badan Reserse Kriminal Polri di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/6) malam. (Antara)
‎Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/8/2016). Sri dipanggil untuk membahas lengkah-langkah upaya percepatan pembangunan nasional.
 
"Bapak Presiden ingin diskusi menyampaikan apa-apa yang perlu diperhatikan mempercepat pembangunan, kami diskusi soal itu saja. Saya melihat indikator ekonominya, kami akan terus menjaga supaya momentum perbaikan atau optimisme bisa diakselerasi, dipercepat, tentu dengan langkah-langkah yang kredibel," kata Sri.
 
Dia menuturkan, yang terpenting saat ini adalah ‎menjelaskan kepada semua pihak yang berkepentingan dalam berjalannya roda perekonomian. Semua pihak, yakni masyarakat, dunia usaha, dan parlemen serta keseluruhan instrumen APBN atau kebijakan-kebijakan pemerintah dibuat berlandaskan data-data informasi yang paling akurat.
 
"Kemudian dibuat kebijakannyaa, dijelaskan sejelas mungkin mengenai apa opportunity, kesehatan yang terbuka. Dan kalau ada ‎kendala, kendala seperti apa supaya kita respon secara baik, saya rasa itu akan menimbulkan momentum yang lebih baik," ujar dia.
 
Sri menyampaikan, ia akan memberikan pernyataan dalam waktu dekat menyusul Badan Pusat Statistik (BPS) baru mengeluarkan statistik data kuartal II. ‎ Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 yang mencapai 5,18 persen.
 
"Betul 5,18, tapi kan saya mau lihat lagi supaya statement saya lebih baik mengenai komposisi permintaan, produksi, dan itu artinya apa bagi pelaksanaan pengelolaan ekonomi Indonesia ke depan," ‎tutur dia.
 
Dia menambahkan, Presiden Jokowi terus memonitor dan meminta Kementerian Keuangan untuk menjaga momentum agar lebih baik.
 
"Kami akan terus membaca indikator itu‎ dan meresponnya dengan policy policy yang makin baik. Pertumbuhan, inflasi rendah, supaya momentum tinggi, kesempatan kerja bisa tercipta. Kami akan lihat apakah ada sisi-sisi yang sifatnya rawan dari dalam dan dari luar negeri, serta bagaimana kita menyikapinya," kata dia.

Load More