Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (9/9/2016) ditutup turun sebesar 89 poin atau 1,66 persen ke level 5.281 setelah bergerak di antara 5.281-5.358. Sebanyak 71 saham naik, 229 saham turun, 76 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp7.699 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp957 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Selasa (13/9/2016).
Pasar Amerika ditutup turun pada hari Jumat (9/9/2016) karena meningkatnya kekhawatiran bahwa The Federal Reserve mungkin akan naikan suku bunga pada bulan ini setelah komentar beberapa pejabat utama The Fed. Presiden The Fed Boston Eric Rosengren mengatakan dalam pidatonya bahwa suku bunga rendah meningkatkan kemungkinan overheating terhadap perekonomian AS. Pengetatan kebijakan moneter secara bertahap tepat untuk mempertahankan sektor kerja penuh waktu, tambahnya.
"Dow Jones turun 2.13 persen,di level 18,085, S&P turun 53.49 poin, untuk berakhir di level 2,127. Nasdaq melemah 2.54 persen di level 5,125.91," kata Kiswoyo.
Pasar Eropa ditutup melemah tajam pada hari Jumat (9/9/2016) setelah sebuah data menunjukkan kemerosotan ekspor Jerman, dengan sentimen turut terbebani oleh penurunan saham di Wall Street. Data Jerman menunjukkan ekspor anjlok 2,6 persen di bulan Juli, menyusul data manufaktur yang mengecewakan di awal minggu. Indeks FTSE ditutup 1,19 persen lebih rendah di 6776.95.
"DAX turun 0,95% ke 10573.44.Sementara CAC kehilangan 1,12 persen menjadi 4491.40, seiring sentimen terbebani oleh kerugian di sektor bahan dasar, minyak & gas dan barang konsumsi," ujar Kiswoyo.
Di dalam negeri, pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Sebab, pasca perayaan Lebaran Idul Fitri pada Juli lalu, daya beli masyarakat terasa kembali melemah. Penurunan daya beli ini tergambar dari hasil survei penjualan eceran di bulan Juli dan Agustus 2016 yang digelar oleh Bank Indonesia (BI). Survei ini menunjukkan, pada Juli 2016, indeks penjualan riil (IPR) tercatat tumbuh 6,7 persen year on year, lebih rendah dari pertumbuhan bulan Juni 2016 yang sebesar 16,4 persen. Adapun pertumbuhan IPR Juli 2015 masih naik sebesar 8,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengakui, ada beberapa indikator konsumsi rumah tangga belum menunjukkan perbaikan signifikan. Misalnya penjualan ritel di bulan Agustus 2016, masih turun dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya. Selain itu, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia juga turun, meski masih di level optimistis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar