Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menegaskan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) siap beroperasi tahun ini. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah mengucurkan dana ratusan miliar rupiah untuk membangun infrasktur di dalam kawasan, seperti jalan akses dan gedung.
Lahan seluas 512 hektar juga sudah dibebaskan menggunakan dana APBD, dan kini sedang dalam proses sertifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Pembangunan instalasi listrik kapasitas 2x100MW telah groundbreaking pada awal tahun ini. Sedangkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 200 liter/detik dengan APBD Provinsi TA 2017 juga akan segera dimulai.
”KEK MBTK di Kalimantan Timur sekarang sudah siap semua infrastrukturnya. Beberapa industri juga sudah mulai dibangun yang berbasiskan oleokimia, CPO, dan juga batubara,” kata Awang Faroek dalam kunjungannya ke kantor Dewan Nasional KEK di Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Awang datang bersama jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Kaltim, direksi BUMD, dan juga investor dari Rusia, yaitu Russia Railway dan Black Space. Mereka diterima oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto dan jajarannya.
Gubernur menjelaskan, banyak investor yang tertarik menanamkan modal di KEK MBTK. Sebab, Kalimantan Timur kaya sumber daya alam. Investor paling banyak di sektor perkebunan kepala sawit, disusul pertambangan batubara. Saat ini perkebunan kelapa sawit telah mencapai 1,3 juta hektar. Ada 76 perusahaan pengolah kelapa sawit.
”Kami punya minyak, gas, kondensat, batubara, dan kelapa sawit. Saya bertekad kami tidak lagi akan ekspor CPO. Kita akan olah CPO di dalam negeri, di KEK MBTK. Dengan demikian nilai tambahnya dinikmati oleh kita, bangsa Indonesia,” kata Awang Faroek.
Selain itu, ada dua investor asal Rusia yang tertark berinvestasi di KEK MBTK, yaitu Russia Railway dan Blackspace.
Baca Juga: Kinerja Properti Sektor Kawasan Industri Diyakini Akan Meningkat
Awang melaporkan bahwa pihaknya bersama dengan PT Surya Ganda Manajemen Teknik Indonesia (SGMTI), anak perusahaan dari PT Black Space, telah dilakukan groundbreaking proyek pembangunan rel kereta api batu bara dari Maloy ke Taban pada 1 Desember 2016 lalu. Rencananya pembangunan tahap I sepanjang 61 km akan selesai pada 2020, kemudian ditambah tahap II 13,5 km dan 125 km, dan tahap terahir sepanjang 311 km, seluruhnya 510.5 km, dari KEK MBTK sampai ke Tabang.
Direktur Utama SGMTI, Denis Muratov mengatakan bahwa Black Space telah mengembangkan Kawasan Ekonomi Bebas di Rusia yang berkonsep technopark sejak 3 tahun yang lalu.
Ia mengutarakan bahwa dengan skema KEK akan mengimpor lokomotif dan peralatannya ke MBTK.
Sebagian besar lokomotif dan pelatan kereta api akan digunakan untuk pembangunan jalur kereta api batu bara Maloy (Kutai Timur) ke Taban (Kutai Kartanegara). Total nilai investasinya untuk membangun kereta api tersebut senilai 50 Juta Dolar Amerika Serikat (AS), diawali dengan impor lokomotif kereta api serta gerbongnya senilai 3 juta Dolar AS.
Sedangkan Rusia Railway berencana membangun kereta api angkutan khusus batu bara dari Kutai Barat sampai Balikpapan sepanjang 160 kilometer. Diperkirakan nilai investasi mencapai Rp 21 triliun yang sepenuhnya didanai oleh perusahaan asal Rusia tersebut.
”Saya yakin pembangunan infrastrukur dan konektivitas itu penting kita dahulukan. Karena pembangunan kawasan industri sangat tergantung pada konektivitas infastruktur perhubungan. Makanya laut, darat dan udara kita bangun,” kata Awang Faroek.
Berita Terkait
-
Kinerja Properti Sektor Kawasan Industri Diyakini Akan Meningkat
-
Menko Luhut akan Jadikan Pulau Nipa Sebagai Kawasan Ekonomi
-
Konsorsium BUMN Investasi 3,8 Miliar Dolar AS di KEK Lhokseumawe
-
PLN Dorong Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
-
Kemenperin Dorong Industri Jepang Perkuat Rantai Pasokan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025