Oxfam menyebutkan kekayaan kolektif empat orang terkaya di Indonesia, yang tercatat sebesar 25 miliar dolar AS, sama dengan gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin.
"Kami harap laporan ini dapat mendukung pesan betapa penting dan mendesaknya penurunan ketimpangan," ujar juru bicara Oxfam Indonesia, Dini Widiastuti di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (lNFlD) menerbitkan laporan tentang ketimpangan di Indonesia dengan judul "Menuju Indonesia yang Lebih Setara" sebagai upaya memberikan kontribusi pemikiran terhadap penurunan ketimpangan di Indonesia.
Dalam laporan itu disebutkan orang terkaya di Indonesia dalam waktu satu hari dapat meraup bunga dari kekayaannya lebih dari seribu kali lipat jumlah pengeluaran rakyat Indonesia termiskin untuk kebutuhan dasar mereka selama setahun penuh.
"Jumlah uang yang diperoleh setiap tahun dari kekayaannya cukup untuk menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia," tulis laporan tersebut.
Dalam laporan ini terdapat rekomendasi-rekomendasi bagi pihak pemerintah dan swasta untuk memastikan bahwa komitmen dan upaya baik pemerintah sejauh ini untuk menurunkan ketimpangan dapat efektif dan memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal.
Terkait ketimpangan, Oxfam dan INFID merekomendasikan penyusunan rencana nasional yang mampu memperlihatkan penanganan ketimpangan dan mencapai target menurunkan koefisien gini, termasuk antara daerah dan perkotaan.
Sebagaimana diketahui, capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia belum diimbangi dengan pembagian pendapatan yang lebih merata.
Baca Juga: Ketimpangan Indonesia Terburuk Ke-6 di Dunia
Dalam 20 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dan proporsi masyarakat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang dari 40 persen menjadi di kisaran 8 persen.
Namun, kesenjangan antara kaum sangat kaya dan penduduk lainnya di lndonesia tumbuh lebih cepat dibanding di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Melebarnya kesejangan antara kekayaan orang super kaya dan kelompok masyarakat lainnya tersebut adalah ancaman serius pada kesejahteraan rakyat, karena jika tidak segera diatasi akan menyebabkan ketidakstabilan di masyarakat dan menghambat upaya pemerintah menurunkan kemiskinan.
"Indonesia menghadapi tantangan ketimpangan yang multidimensi. Namun, Presiden Joko Widodo memiliki kesempatan untuk membuktikan Indonesia dapat menjadi negara yang memimpin perjuangan global melawan ketimpangan," kata Direktur Advokasi dan Kampanye Oxfam lntenasional, Steve Price Thomas. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya