Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerjasama dengan KBRI Kopenhagen dan Kedutaan Besar Denmark di Jakarta menyelenggarakan serangkaian kegiatan kunjungan kerja promosi investasi di Kopenhagen, Denmark pada Selasa (21/3/2017). Pada kunjungan tersebut, Kepala BKPM melakukan pertemuan dengan beberapa perusahaan terkemuka asal Denmark antara lain bergerak di industri sepatu (ECCO), produsen wind turbines (Vestas), logistik (Maersk) dan farmasi (Novo Nordisk).
Selain dengan perusahaan, pada kesempatan ini Kepala BKPM juga melakukan pertemuan dengan Menteri Industri, Bisnis dan Keuangan Denmark, Brian Mikkelsen untuk membahas potensi investasi Indonesia pengembangan ekonomi digital di tanah air.
Pada pertemuan tersebut, pihak Denmark menyampaikan minat perusahaan-perusahaan asal Denmark untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia serta rencana-rencana untuk menindaklanjuti minat tersebut. Kepala BKPM menyampaikan apresiasinya atas minat-minat tersebut dan menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia akan terus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap menghambat investasi, yaitu regulasi, perpajakan, kurangnya tenaga terampil, pertanahan, dan kurangnya infrastruktur.
Sebelumnya, pada tanggal 17 Maret 2017, BKPM juga menyelenggarakan kegiatan kunjungan kerja promosi investasi di Paris, Perancis. Pada kunjungan tersebut, Kepala BKPM melakukan pertemuan dengan Mouvement des entreprises de France (MEDEF), dan berpartisipasi pada Economic Cooperation and Development (OECD) Informal Reflection Group on Indonesia.
Pada pertemuan dengan MEDEF, Kepala BKPM diterima oleh Philippe Louis-Dreyfus, Chairman of the France-Indonesia Business Council of MEDEF International beserta sekitar tiga puluh pimpinan perusahaan anggotanya. Pada pertemuan tersebut, pihak MEDEF menyampaikan minat perusahaan-perusahaan asal Perancis untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia serta rencana-rencana untuk menindaklanjuti minat tersebut.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menyampaikan apresiasinya atas minat-minat tersebut. "Saya sampaikan bahwa Pemerintah Indonesia akan terus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap menghambat investasi, yaitu regulasi, perpajakan, kurangnya tenaga terampil, pertanahan, dan kurangnya infrastruktur. Kepala BKPM juga melakukan pertemuan ¬one-on-one dengan beberapa perusahaan asal Perancis, di antaranya pada sektor maritim, kedirgantaraan, logistik, industri makanan, dan energi," kata Lembong dalam keterangan resmi, Rabu (22/3/2017).
Kegiatan OECD Informal Reflection Group on Indonesia dihadiri oleh Douglas Frantz, Deputy Secretary General OECD bersama petinggi OECD lainnya serta tiga puluhan perwakilan negara anggota, di antaranya dari Portugal, Australia, Belgia, Italia, Jepang, dan Korea Selatan. Pada kegiatan tersebut, Kepala BKPM menyampaikan gambaran umum iklim investasi di Indonesia yang dipersepsikan paling aman, stabil, dan reformis, komitmen pemerintah Indonesia untuk mengaliihkan subsidi untuk membangun infrastruktur, serta fokus untuk memajukan destinasi-destinasi wisata di Indonesia.
Berita Terkait
-
BKPM: 2 Perusahaan Jerman Mau Investasi Smelter 800 Juta Dolar AS
-
Perusahaan di Uni Eropa Boleh Paksa Karyawati Lepas Jilbab
-
BKPM dan KOTRA Teken Kerjasama Investasi di Berbagai Sektor
-
Presiden Jokowi Promosikan 4 Sektor Utama ke Chaebol Korsel
-
HIPMI Kritik Iklim Investasi EBT di Indonesia Tidak Menarik
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya