Pemerintah terus menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di seluruh wilayah Indonesia. Ini terwujud antara lain melalui pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), terutama di luar Jawa, untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di wilayah-wilayah tersebut.
Sampai saat ini pemerintah telah menetapkan 11 KEK, yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebelas kawasan tersebut adalah KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, KEK Sorong, KEK Morotai, KEK Bitung, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Tanjung Lesung, KEK Tanjung Kelayang, KEK Tanjung Api-Api, KEK Sei Mangkei, dan KEK Arun Lhokseumawe.
“KEK adalah bagian dari infrastruktur kegiatan ekonomi yang akan mendorong kegiatan investasi agar lebih menyebar ke seluruh Nusantara,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Serah Operasionalisasi Aset Pemerintah, di Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Darmin menyatakan, di antara KEK itu sudah ada yang mulai operasional tapi ada juga yang belum. Tentu ada faktor khusus di daerah yang menarik bagi investor, misalnya keadaan alam. Ini ada di KEK Mandalika yang cocok untuk kegiatan pariwisata. Ada pula kawasan yang cocok untuk pengembangan hilirisasi hasil perkebunan seperti di KEK Sei Mangkei. “Kita percaya dengan kekhasan dan kekhususan yang dimiliki setiap kawasan dan insentif yang diberikan pemerintah, itu akan cukup menarik minat investasi,” lanjutnya.
Pengembangan KEK pagi ini ditandai dengan acara penandatanganan Nota Kesepahaman antara Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Penandatangan Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk menjalin hubungan kerjasama dan kemitraan yang erat untuk mempercepat pembangunan dan pengembangan KEK, serta meningkatkan investasi anggota KADIN di kawasan tersebut.
Kedua, Serah Terima Operasional Aset Pemerintah di KEK Sei Mangkei dari Kementerian Perindustrian kepada PTPN III (Persero). Dengan serah terima pengelolaan aset tersebut pelayanan terhadap para investor yang ada dan calon investor di KEK Sei Mangkei diharapkan bisa meningkat untuk mendorong daya saing KEK Sei Mangkei.
Ketiga, penandatanganan MoU antara Badan Usaha Pengelola KEK dan para investor dengan perkiraan investasi lebih dari Rp6 Triliun.
Ini meliputi penandatanganan MoU antara Direktur Utama PT PN III Persero dengan Direktur Utama PT Alternatif Protein Indonesia (API) dengan total investasi sekitar USD 500 juta.
Serta penandatanganan MoU antara Direktur Utama PT ITDC selaku Pengelola KEK Mandalika dengan 5 Investor.
Lima investor tersebut adalah PT Metro Lestari Utama untuk Pembangunan Hotel Bintang 5, dengan investasi Rp 250 Miliar, Sky Wealth Perusahaan Malaysia untuk pembangunan Hotel Bintang 5 dengan investasi Rp 450 Miliar, PT Bangun Megatama Wisata Mahadewi untuk pembangunan hotel, PT Alam Hijau Permai Penyertaan modal pada Hotel Pullman dan Jeju Olle Foundation Investor Korea untuk Pembangunan Olle Walking Trail.
Baca Juga: Jokowi Minta Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Palu Dipercepat
“Kita berharap betul, tiap kawasan khusus memiliki badan pengelola yang punya kapasitas untuk mengundang investor. Jangan sampai karena badan pengelolanya tidak begitu aktif, kawasan khusus itu tidak dikenal oleh investor,” tegas Darmin.
Tag
Berita Terkait
-
Investasi Kawasan Industri GIIPE Medan Capai 7,4 Miliar Dolar AS
-
Best & Grow Investment Bangun Kawasan Industri GIIPE di Sumut
-
Pemerintah Akan Temui Bank Dunia Bahas Akses Bisnis di Indonesia
-
Pemerintah Targetkan Ease of Doing Business RI Masuk 40 Besar
-
Pemerintah Bersikukuh Keberadaan BPDP Sawit Sangat Penting
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint