Pakar Gempa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Prof Sarwidi menilai bangunan rumah tahan gempa atau Barataga "dome" di Dusun Nglepen, Sumberharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak sesuai dengan iklim di Indonesia.
"Rumah dome sumbangan dari Jepang tersebut sebenarnya untuk 'emergency' (darurat) pascagempa besar 2006. Dulu rumah warga roboh terkena gempa. Tapi, kalau untuk jangka panjangnya tidak cocok," kata Sarwidi, Selasa (4/7/2017).
Menurut dia, rumah dome tersebut cocoknya dibangun di daerah panas tidak ada hujan, atau di kutub.
"Iklim yang tidak cocok. Harusnya tidak ada panas atau hujan. Misal itu cocoknya di daerah es. Untuk itulah masyarakat yang tinggal di sana agar rajin melakukan penambalan. Pada tembok-temboknya yang sering retak," katanya.
Ia mengatakan, tidak hanya itu saja, kelemahan rumah Dome tersebut juga bisa mengalami perembesan air ketika hujan.
"Dalam budaya masyarakat kita, dengan bentuk rumah yang setengah lingkaran itu, juga sulit mencari tepi-tepinya. Kalau misal, mencari kunci di tepi tembok. Tepinya di mana?," katanya.
Sarwidi mengatakan, rumah Dome tersebut merupakan bantuan dari donatur luar negeri untuk korban gempa 2006 silam. Selain digunakan untuk tinggal, saat ini rumah tersebut juga sebagai objek wisata.
"Rumah tahan gempa bisa dibuat dengan memperkuat tulang-tulangnya. Rumah-rumah dengan tulang-tulang kuat tersebut sudah banyak berdiri di Bantul. Daerah yang cukup rawan jika terjadi gempa. Sekarang sudah banyak yang memakai tulang kuat," katanya.
Baca Juga: Rumah Mewah di Duren Sawit Dilalap Api
Ia mengatakan, masyarakat di Indonesia diharapkan mengerti konsep rumah barataga atau bangunan rumah tahan gempa mengingat Indonesia merupakan wilayah lingkaran api yang memiliki potensi gempa tinggi.
"Ditargetkan barataga ini bisa dipahami oleh sekitar dua per tiga jumlah penduduk Indonesia. Dengan begitu, ancaman bencana gempa tersebut bisa berubah paradigmanya menjadi suatu kejadian yang bermanfaat," katanya.
Menurut dia, secara bertahap dirinya akan menyosialisakan konsep barataga ini ke masyarakat Indonesia.
"Sikitar 200 juta orang, atau sekitar dua per tiga dari jumlah penduduk Indonesia. Konsep barrataga sendiri, sebenarnya sudah disosialisasikan ke sekitar seribu orang mandor bangunan sejak sekitar 2001 dan 2002. Banten, Garut, Banjar, Sukoharjo. Terutama di daerah selatan. Termasuk di daerah Bantul, yang pada 2006 terkena bencana gempa besar," katanya.
Ia mengatakan, hasilnya cukup memuaskan, mereka yang rumahnya menggunakan konsep ini kerusakannya tidak terlalu parah.
Yaitu memperkuat simpul tulang. Serta, di bawah pondasi bangunan diberikan pasir dengan ketebalan minimal 20 centimeter.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Emas Antam Bertahan di Rp 2.290.000
-
Bitcoin Gagal Tembus USD 110.000 di Tengah Tekanan Opsi USD 17 Miliar, Pekan Terburuk?
-
Prediksi IHSG Hari Ini di Tengah Pelemahan Bursa Asia Imbas Tekanan Tarif Trump
-
Anggaran MBG Rp 1,2 Triliun per Hari, Begini Kata Menteri Keuangan
-
Berapa Gaji Pejabat BGN yang Urusi MBG? Ini Penjelasannya
-
INET Umumkan Rights Issue Jumbo Rp1,78 Triliun, Untuk Apa Saja Dananya?
-
Tukad Badung Bebas Sampah: BRI Gandeng Milenial Wujudkan Sungai Bersih Demi Masa Depan
-
Lowongan Kerja KAI Properti untuk 11 Posisi: Tersedia untuk Semua Jurusan
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
BRI Peduli Salurkan Ambulance untuk Masyarakat Kuningan, Siap Layani Kebutuhan Darurat!