Berdasarkan riset yang dilakukan Indonesia Property Watch terhadap pergerakan pasar rumah sekunder atau rumah bekas atau lazim disebut rumah second di DKI Jakarta, diperlihatkan pada Kuartal III 2017 mulai mengalami pergerakan meskipun masih tipis dibandingkan perlambatan yang terjadi di Kuartal II 2017. Perlambatan di triwulan sebelumnya lebih dikarenakan faktor musiman hari raya Idul Fitri yang juga bertepatan dengan liburan sekolah sehingga secara umum aktivitas pasar sekunder tidak terlalu tinggi.
"Memasuki Kuartal III 2017 seiring dengan mulai bergairahnya sebagian pasar properti primer disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan potensi penurunan suku bunga KPR, hal ini pun relatif mendorong pasar rumah sekunder," kata CEO IPW, Ali Tranghanda di Jakarta, Sabtu (30/9/2017).
Ini diperlihatkan dengan pertumbuhan harga rumah di tipe besar yang mengalami pertumbuhan yang sebesar 0,61 persen (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, dibandingkan dengan segmen menengah sebesar 0,57 persen (qtq) dan segmen kecil 0,49 persen (qtq). Meskipun masih tipis hal ini diperkirakan dapat menjadi sinyal positif pasar sekunder yang selama setahun lalu mengalami stagnasi harga bahkan terkoreksi.
Kenaikan rumah sekunder di Jakarta Pusat mencapai pertumbuhan tertinggi 0,75 persen dibandingkan wilayah lainnya. Diikuti oleh wilayah Jakarta Barat sebesar 0,69 persen, Jakarta Selatan 0,51 persen, dan Jakarta Timur 0,37 persen. Namun demikian untuk wilayah Jakarta Utara relatif mengalami perlambatan dari 0,49 persen menjadi 0,45 persen di Kuartal III 2017.
Wilayah Jakarta Timur
Secara umum pergerakan harga rumah sekunder di wilayah Jakarta Timur melanjutkan tren positif berdasarkan harga rumah sebesar 0,37% dan harga tanah sebesar 0,92%. Meskipun demikian di segmen kecil harga rumah dan tanah di wilayah ini relatif mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Selain itu perbaikan infrastruktur dan beberapa pembangunan jalan layang maupun tol di koridor timur Jakarta sampai Bekasi diperkirakan masih memberikan dampak terhadap kenaikan harga. Rencana perlintasan jalur Light Rail Transit (LRT) di sekitar wilayah tersebut juga memberikan dampak psikologis terhadap kenaikan harga yang terjadi, meskipun diperkirakan pasar masih belum terlihat agresif. Pertumbuhan di wilayah Cakung, Pulogadung masih mendominasi pergerakan harga di wilayah Jakarta Timur.
Wilayah Jakarta Utara
Baca Juga: Proses KPR Subsidi Lambat, BTN Dikeluhkan Banyak Pengembang
Meskipun pertumbuhan harga rumah secara rata-rata lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya dari 0,49 persen menjadi 0,45 persen, namun harga tanah mengalami peningkatan dari 0,54 persen menjadi 0,96 persen. Pergerakan harga pasar sekunder di wilayah-wilayah perumahan elit seperti Kelapa Gading telah memberikan sinyal pergerakan yang positif, diperlihatkan dengan mulai bergeraknya harga tanah di wilayah ini. Sementara itu wilayah Sunter dan Pantai Indah Kapuk meskipun mengalami pertumbuhan namun relatif masih sangat landai. Koreksi di beberapa titik masih terjadi khususnya di tipe menengah yang diperkirakan sebagai bentuk pencarian keseimbangan harga pasar baru di wilayah-wilayah tersebut.
Wilayah Jakarta Pusat
Pertumbuhan harga di wilayah Jakarta Pusat merupakan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Pertumbuhan harga rumah naik cukup tinggi dari 0,44 persen menjadi 0,75 persen di Q3-2017. Kenaikan juga terjadi di harga tanah yang naik dari 0,91 persen menjadi 1,42 persen. Kenaikan tinggi terjadi di beberapa titik di daerah Menteng dan sekitarnya.
Wilayah Jakarta Barat
Pertumbuhan harga rumah sekunder di wilayah Jakarta Barat relatif mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang merupakan pertumbuhan tertinggi kedua setelah Jakarta Pusat. Aktivitas pembangunan dan gairah pasar diperkirakan mulai dirasakan di wilayah jakarta Pusat khususnya di sekitar Puri Indah yang mendongrak harga rumah dan tanah di segmen besar. Kenaikan di segmen ini merupakan kenaikan tertinggi dibandingkan dengan segmen lainnya dibandingkan triwulan sebelumnya.
Selain Puri Indah, wilayah Cengkareng dan Duri Kosambi memberikan dampak peningkatan harga tanah. Sedangkan wilayah Kalideres relatif sedikit mengalami perlambatan setelah triwulan sebelumnya membukukan peningkatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok