Suara.com - PT J Resources Asia Pasifik Tbk, perusahaan tambang emas, mengumumkan penerbitan penawaran obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2019. Nantinya ditargetkan dana yang dihimpun sebesar Rp 3 triliun.
Direktur perseroan, Edi Permadi menjelaskan Obligasi Berkelanjutan I J Resources Asia Pasifik Tahap I Tahun 2019 ditawarkan dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar.
Pihaknya akan menerbitkan tanpa warkat serta ditawarkan dengan nilai 100 persen dalam jangka 3 tahun sejak tanggal emisi, serta tingkat bunga sebesar 10 persen - 11 persen per tahun.
"Kami optimistis karena harga emas dunia saat ini cukup baik, serta didukung dengan biaya produksi group J Resources yang efektif dan juga aset cadangan bijih dan sumber daya mineral yang besar," ujar Edi Permadi, Senin (17/6/2019).
Selain itu, yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi adalah PT BNI Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas.
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas efek utang jangka panjang dengan peringkat A (single A) dari Peringkat Efek Indonesia Pefindo.
Pihaknya optimistis dengan pengalaman, rekam jejak perseroan, manajemen operasi, dan profil pengelolaan di industri pertambangan secara baik, membuat perseroan mendapatkan peringkat obligasi baik pula.
"Dengan potensi penemuan cadangan bijih baru secara berkelanjutan untuk menopang rencana produksi di masa mendatang, memastikan marjin keuntungan yang baik," tambahnya.
Edy menerangkan, dana hasil Penawaran Umum Obligasi digunakan oleh perseroan untuk modal kerja dalam rangka mendukung operasional Grup J Resources.
Baca Juga: Waskita Beton Precast Tawarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Rp 500 M
Ia menjabarkan meliputi pembayaran kepada konsultan-konsultan yang ditunjuk oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan operasional grup, termasuk bidang geologi, geotag, metalurgi, karyawan dan pemasok serta pembayaran bunga.
Untuk diketahui, kinerja keuangan J Resources Asia Pasifik pada tahun 2018 mencatat peningkatan penjualan sebesar 1,5 persen menjadi USD 222,6 juta atau setara Rp 3,1 triliun. Sebelumnya, penjualan perusahaan itu sebesar USD 219,4 juta pada tahun 2017.
Peningkatan itu terutama disebabkan kenaikan volume penjualan pada tahun 2018 sebesar 1,0 persen menjadi 175.658 oz, dari sebelumnya sebesar 173.850 oz pada tahun 2017.
Harga jual emas rata-rata juga meningkat sebesar 0,4 persen menjadi USD 1.267 per oz pada tahun 2018. Tahun 2017, harga jual emas hanya USD 1.262 per oz.
Sementara laba bersih 2018 naik sebesar USD 19,1 juta, dibandingkan tahun 2017 yang USD 15,9 juta.
Tag
Berita Terkait
-
Waskita Beton Precast Tawarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Rp 500 M
-
Indonesia Dapat Freeport Setelah Inalum Bayar Lunas USD 3,85 Miliar
-
Kantongi Rp 58,4 Triliun, Inalum Siap Beli Saham Freeport
-
Lepas Saham Saratoga, Sandiaga Uno Mau Beli Obligasi Pemerintah
-
Obligasi Pelindo IV Jadi Pemantik BUMN Lain Melantai di BEI
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Daftar Kementerian dan Instansi CPNS 2026, Diprediksi Bakal Buka Seleksi
-
BRI Sahabat Disabilitas, Dorong Difabel Berdaya Melalui Kegiatan Pelatihan dan Pemagangan
-
Influencer Tak Bisa Sembarangan, OJK: Harus Jujur Jika Endorse Produk Keuangan
-
Pakar Nilai Pengoperasian SPBU Kantong Bisa Tangani Masalah Stok BBM saat Bencana
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil