Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo membuka rapat koordinasi Peningkatan Investasi dan Eksport Tanaman Pangan, di Jakarta, tepatnya di ruang rapat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (2/12/2019).
"Di dalam kepala kita harus tertanam kata-kata mandiri dan maju. Kita tidak mungkin lagi memulai sesuatu menggunakan cara-cara lama. Jika perlu, kita meniru cara-cara negara lain yang sudah berhasil," kata Syahrul.
Rakor dihadiri perwakilan Kamar Dagang Indonesia (KAdIN), Badan Urusan Logistik (Bulog), perwakilan perbankan dan perusahaan asuransi dan para pengusaha pelaku ekspor.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi melaporkan, ekspor sektor tanaman pangan tahun 2019 mencapai 200 ribu ton, senilai Rp 2 triliun.
"Kacang hijau yang masa tanamnya singkat, sekitar 2 bulan, adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang menjadi favorit untuk diekspor. Jumlahnya mencapai 33 ribu ton. Selain itu ada Porang, jumlahnya mencapai 11 ribu ton," ungkap Suwandi.
Potensi ekspor dari sektor tanaman pangan masih terbuka dan memiliki ceruk pasar yang besar. Lebih lanjut Suwandi menjelaskan, dengan inovasi dan teknologi bioindustri setidaknya ada 34 jenis produk padi, 41 jenis produk jagung dan 28 jenis produk ubi kayu yang bisa dikembangkan dan menjanjikan di pasar internasional.
"Dukungan dari pihak perbankan dan asuransi sangat dibutuhkan. Itu sudah coba kami lakukan, contohnya dengan melibatkan pihak asuransi dengan skema komersil untuk melayani petani jagung yang mengcover lahan dengan total luas 44 ribu hektare," kata Suwandi.
Suwandi juga menyampaikan bahwa kini tengah dilakukan uji coba penanaman Sorgum di Provinsi Sumatera Utara. Selama ini, sorgum banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Jawa.
"Ide tanam sorgum adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan petani sawit saat peremajaan sawit miliknya. Jika dalam satu tahun ada target peremajaan sawit rakyat seluas 180.000 hektare, maka akan diperoleh potensi hasil pertahun: bijih sorgum 3,5 juta ton, nira sorgum 2,5 juta ton, Bioethanol, 1 juta ton, pakan ternak hijauan 27 juta ton, setara untuk menghidupi 2,5 juta ternal lembu, pupuk organik 10 juta ton," ujar Kacuk Sumarto, pengusaha yang mencoba menanam Sorgum di Sumatera.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Kementan Lakukan Gerakan Tanam Jagung di Tulungagung
Menanggapai hal itu, Syahrul menegaskan bahwa ia dan seluruh jajaran di Kementan memiliki komitmen terhadap pembangunan pertanian.
"Kami memposisikan sebagai public support. Para pengusaha dan petani, silakan berbagi profit sehingga benefit. Nilai kebermanfaatan akan dirasakan oleh seluruh masayarakat luas," kata Syahrul.
Di hadapan peserta, Syahrul mengingatkan bahwa pertanian menjanjikan banyak hal. Oleh karena itu, Syahrul mengingatkan seandainya ekonomi bangsa melemah, maka ada dua hal yang harus dilakukan.
Pertama, memperkuat investasi, yang dilakukan dengan massif dan permodalan yang bergulir. Menurutnya, ada dana KUR yang jumlahnya besar yang harus bergeser sepenuhnya ke tangan rakyat. Kedua, melakukan ekspor dalam jumlah yang lebih besar.
"Dirjen Tanaman Pangan dan yang lainnya harus melakukan ekspor lebih besar, tiga kali lipat. Kalau tadi dilaporkan 11 ribu ton Porang diekspor ke Malaysia, China, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Jepang dan Hong Kong, maka kita akan membuat angka itu menjadi tiga kali lipat. Gerakan ini kita namakan Gratieks, gerakan tiga kali ekspor," ujar Syahrul.
Berita Terkait
-
Dalam Forum Komunikasi Purnawirawan TNI, SYL : Kita adalah Garda Pancasila
-
Kementan Gandeng Mahasiswa dan Kampus Pertanian di Seluruh Indonesia
-
Trubus Agro Expo, Agriliving Kian Populer di Kalangan Masyarakat Urban
-
Kementan : Stok Beras Aman Sampai 2020
-
Program Pertanian Masuk Sekolah di Mulai Tahun Ini
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Daftar Pinjol Ilegal Oktober 2025: Ini Cara Cek Izin Pinjaman di OJK
-
Cara Hitung Bunga Deposito Tabungan 2025
-
Luhut Turun Tangan, Minta Purbaya Tak Ambil Anggaran MBG
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina