Suara.com - Pendemi virus corona atau Covid-19 yang merebak hampir keseluruh dunia tidak hanya membuat krisis kesehatan saja, tetapi juga membuat krisis pada sektor lainnya.
Tengok saja, akibat pandemi Covid-19 harga kebutuhan pangan global anjlok cukup dalam bahkan. Berdasarkan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), saat ini harga pangan global mencapai titik terendah sejak 2015.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/4/2020), Indeks Harga Pangan FAO, ukuran harga global, turun 4,3 persen pada bulan Maret, penurunan tertajam sejak Agustus 2015.
Harga pangan turun karena pembatasan kebebasan bergerak di sejumlah negara. Memburuknya permintaan minyak sehingga menekan konsumsi biofuel, yang merupakan sumber utama permintaan gula dan minyak nabati.
"Penurunan harga sebagian besar didorong oleh faktor permintaan, bukan penawaran. Faktor permintaan dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang semakin memburuk," kata ekonom senior FAO Abdolreza Abbassian.
Indeks pangan FAO juga kerap dianggap sebagai indikator keamanan pangan potensial bagi negara-negara berkembang.
Dengan memperhatikan perkembangan saat ini, FAO menyatakan akan memantau dengan cermat harga dan masalah logistik serta gangguan potensial pada rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Penurunan paling tajam terlihat pada harga gula, yang turun 19 persen dari Februari, karena lebih sedikit orang mengonsumsi berpemanis di rumah, dan karena harga minyak mentah yang lebih rendah menekan permintaan etanol.
"Harga minyak telah turun lebih dari setengahnya selama bulan lalu, yang berdampak pada penurunan besar permintaan bahan bakar nabati, yang merupakan sumber penting permintaan untuk gula dan minyak nabati," kata analis FAO Peter Thoenes.
Baca Juga: Miris! Warga Gowa Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona
Indeks minyak nabati turun 12 persen karena terpukul oleh penurunan minyak mentah 66 persen selama tiga bulan terakhir, serta meningkatnya ketidakpastian akibat dampak virus korona terhadap permintaan global untuk komoditas.
Harga daging dan susu juga turun. Harga biji-bijian, sebagai komponen utama indeks harga pangan FAO melemah 1,9 persen, sebagian karena pasokan seimbang dan tenang.
Berita Terkait
-
Nasib Pedagang Bakso Keliling dan Supir Angkot Jakarta di Tengah Pandemi
-
Pemprov Akui Ada Pedagang Tanah Abang Pasien Corona Kabur dari RS
-
Lockdown di Tegal, Pedagang Sayur: Kalau Tidak Ada Kompensasi Mau Gimana?
-
Imbas Wabah Corona, Pedagang Rugi Hingga 70 Persen Sampai Terancam Bangkrut
-
Terdampak Corona, Pekerja Informal, Pedagang Kecil, Ojol Dapat Bantuan Uang
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
ASN Bolos, Hak Pensiun Langsung Hilang
-
Aset Kripto Masuk Jurang Merah, Tekanan Jual Bitcoin Sentuh Level Terendah 6 Bulan
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Prabowo Panggil Dasco 2 Kali Sepekan: Urusan Perut Rakyat Jadi Taruhan
-
Bos OJK: Ada Tiga Cara Perkuat Pasar Modal Indonesia, Ini Kuncinya
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi Jumat, Cermati Saham-saham Ini
-
Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Pengusaha Warteg Khawatir Omzet Anjlok Gegara Kebijakan Ini