Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, pihaknya akan memberi sentuhan arsitektural dan seni di setiap pengerjaan infrastruktur, terutama jembatan. PUPR akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di tengah Pandemi Covid-19, karena diharapkan akan memulihkan ekonomi nasional.
"Khusus untuk pembangunan jembatan, saya sampaikan, ke depan akan terus diberikan sentuhan arsitektural (art). Seperti Jembatan Youtefa, memiliki ornamen khas Papua, Jembatan Batam Bintan yang akan dibangun dengan KPBU pun akan ada sentuhan seninya," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat menyampaikan keynote speech dan diskusi bersama Arvila Delitriana, perancang Jembatan Lengkung LRT Kuningan, Jakarta, Sabtu (19/9/2020).
Acara ini dipandu moderator Guru Besar Teknik Sipil ITB, Prof. Dr. Ir. Iswandi Imran dalam "Webinar 100 Tahun ITB Menuju 100 Tahun Indonesia"
Salah satu infrastruktur yang berperan penting untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional adalah jalan dan jembatan yang membantu kelancaran distribusi logistik.
Basuki menambahkan, pada 2015-2019, Kementerian PUPR telah membangun jalan nasional sepanjang 3.867 kilometer, jalan tol 1.500 kilometer, dan jembatan sepanjang 58.346 meter sebagai upaya peningkatan konektivitas, memperkuat daya saing infrastruktur, dan mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional.
Pada kesempatan itu, Arvila mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pembangunan beberapa jembatan bentang panjang, dengan panjang lebih dari 100 meter.
"Mengingat kebutuhan dan ketersediaan ahli bidang jembatan masih sangat jauh, sehingga bidang ini membutuhkan keahlian khusus dan harus disertifikasi oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ)," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan SDM ahli jembatan tersebut, Basuki menyatakan, PUPR telah mendirikan Politeknik Pekerjaan Umum di Semarang dan mengembangkan Program Super Spesialis bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponogoro (UNDIP) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di bidang-bidang keilmuan dan rekayasa pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Program Master Super Spesialis tersebut terdiri dari 11 program studi (prodi) adalah Prodi Rekayasa Jembatan Khusus (Struktur Bangunan Atas dan Bangunan Bawah), Rekayasa dan Pengendalian Morfologi Sungai dan Hidrologi dan Drainase pada Sistem Transportasi Jalan di ITB.
Baca Juga: Kurangi Macet Cikande Rangkasbitung, Bina Marga Bangun Overpass Kemang B
Selanjutnya, Prodi Teknik Mitigasi Bencana Alam Likuifaksi, Teknik Pengelolaan dan Mitigasi Bencana Rawa, Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan) dan Rekayasa Eksplorasi dan Eksploitasi Air Tanah Dalam di UGM.
Prodi Operasi dan Instrumentasi Hidrometeorologi Bendungan dan Retrofitting dan Instrumentasi Keamanan Bendungan di Undip, dan Preservasi Jalan pada Kondisi Geoteknik Tanah Sulit, serta Rekayasa Pengelolaan dan Pengendalian Kehilangan Air Minum di ITS.
"Dengan Program Master Super Spesialis ini, saya sangat berharap, kita bisa menghasilkan banyak Arvila Delitriana di berbagai bidang infrastruktur PUPR. Beliau adalah sosok alumni ITB yang sangat kita kagumi karena ketekunan, profesionalisme dan karya-karyanya, termasuk dalam perancangan Jembatan Lengkung LRT Kuningan," kata Basuki.
Ia menambahkan, dalam setiap pembangunan infrastruktur mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah, konstruksi, hingga operasi dan pemeliharaan harus senantiasa memperhatikan dan memenuhi aspek-aspek secara sosial diterima oleh masyarakat (socially acceptable), secara ekonomi menguntungkan (economically viable), dan ramah lingkungan (environmentally sound). Hal tersebut sebagai dukungan pengelolaan sumber daya alam yang baik.
"Sebagai contoh, ke depan, pembangunan jalan tol diupayakan tidak lagi akan ada yang membelah bukit, namun dengan membuat terowongan (tunnel) seperti rencana Jalan Tol Pekanbaru-Padang untuk menembus Bukit Barisan. Kita akan perhatikan betul aspek ramah lingkungan," ujarnya.
Untuk mendukung pengembangan inovasi dan teknologi, Menteri Basuki menekankan pentingnya penggunaan hasil inovasi produk dalam negeri.
Berita Terkait
-
Atasi Kemacetan, Flyover di Jalan Sudirman Kota Serang Akan Dibangun 2022
-
PUPR Target, 2022 Pembangunan Jembatan Penghubung Ternate-Tidore Dimulai
-
RS Darurat Pulau Galang Rusak Diterjang Angin, Said Didu: Proyek Memalukan
-
Terima Bantuan Bedah Rumah, Warga Maluku : Terima Kasih Pak Menteri
-
Mudahkan Mobilitas Warga, Pemerintah Bangun Jembatan Gantung Berlantai Kaca
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025