Suara.com -
Untuk memudahkan mobilitas antar warga desa di beberapa kawasan Indonesia, pemerintah akan membangun jembatan gantung penyeberangan orang. Selain bertujuan untuk menghubungkan konektivitas warga, jembatan gantung yang akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga ini juga akan dibuat secara ekslusif, yaitu berlantai kaca.
Hal ini dipastikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, beberapa waktu lalu.
"Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” katanya.
“Kita akan punya jembatan gantung dengan lantai kaca, yang dikombinasikan dengan lampu yang estetikanya bagus, dengan penggunaan tenaga surya,” tambah Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian, di kesempatan lain.
Menurut Basuki, upaya ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, yang merupakan salah satu visi Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk lima tahun ke depan. Pembangunan tidak hanya meliputi infrastruktur skala masif, tetapi juga infrastruktur kerakyatan.
Bina Marga berencana membangun jembatan gantung penyeberangan orang dengan lantai menggunakan teknologi plexiglass. Jembatan dengan lantai plexiglass ini akan dibangun di sejumlah lokasi yang memiliki nilai wisata.
Pada 2015-2019, PUPR telah membangun 300 jembatan gantung di seluruh Indonesia, dengan anggaran mencapai Rp 1,4 triliun.
Pada tahun 2015 dibangun 10 jembatan, pada 2016 dibangun 7 jembatan, pada 2017 dibangun 13 jembatan, dan pada 2018 dan 2019 masing-masing dibangun 130 jembatan dan 140 jembatan. Pembangunan jembatan gantung kembali dilanjutkan pada 2020.
Saat ini sudah 44 lokasi jembatan gantung yang sudah mendapat persetujuan untuk dibangun oleh Menteri PUPR. Adapun dari jumlah tersebut, 6 di antaranya direncanakan dibangun di Pulau Papua.
Baca Juga: Ditjen Bina Marga Lakukan Studi Kelayakan Jembatan Batam-Bintan
Secara umum, jembatan gantung yang dibangun memiliki bentang antara 30 meter hingga 120 meter.
Pembangunan jembatan gantung merupakan usulan dari pemerintah daerah setempat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), TNI, dan DPRD, yang diajukan kepada Kementerian PUPR, dengan mempertimbangkan kondisi wilayah, keadaan sosial, ekonomi, potensi wilayah, dan kesesuaian lokasi, manfaat, serta urgensinya.
Jembatan gantung akan diprioritaskan bagi pelajar sekolah dan dalam upaya meningkatkan perekonomian antar desa. Jembatan juga ditujukan untuk pejalan kaki dalam kondisi kritis atau di kawasan yang jembatannya runtuh.
Sebelum membangun, pemerintah melakukan analisa cermat terkait kondisi jalan yang memungkinkan untuk mobilisasi rangka jembatan, menghubungkan minimal dua desa, serta adanya akses memutar apabila tidak ada jembatan yang dinilai cukup jauh, atau minimal 5 kilometer. (***)
Berita Terkait
-
Kurangi Macet Cikande Rangkasbitung, Bina Marga Bangun Overpass Kemang B
-
Kenaikan Tarif Tol Cipularang dan Padaleunyi Ditunda Setelah Banyak Protes
-
Menteri PUPR: Realisasi Belanja Infrastruktur 2020 Capai Rp 41,17 Triliun
-
Tahun Depan, Pemerintah Targetkan Transaksi Nontunai Nirsentuh Jalan Tol
-
Beri Nilai Tambah, Jembatan Gantung PUPR akan Dibangun dengan Lantai Kaca
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN