Suara.com - Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Dody Widodo menyatakan, sektor industri justru jadi obat perekonomian Indonesia dikala pandemi Covid-19.
Hal tersebut dikatakannya, setelah melihat beberapa sektor industri justru mengalami peningkatan di atas 10 persen di masa pandemi.
"Meskipun sebagian besar berada di nilai minus, namun beberapa di antaranya, bahkan industri kimia, farmasi dan obat tradisional tercatat tumbuh 14,96 persen selama triwulan III," ujar Dody dalam sebuah diskusi secara virtual yang ditulis, Kamis (19/11/2020).
Adapun industri lain yang mengalami peningkatan walaupun di angka yang lebih kecil adalah industri logam sebesar 5,19 persen dan industri pengolahan seperti jasa reparasi, pemasangan mesin dan peralatan sebesar 1,15 persen.
"Industri makanan dan minuman sebenarnya di awal pandemi juga tumbuh baik, namun di triwulan III mengalami penurunan," ungkap Dody.
Selain itu, tutur Dody, terdapat peningkatan transaksi ekonomi khususnya nilai ekspor, meskipun di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Tercatat ada lima sektor industri dengan nilai ekspor terbesar, diantaranya makanan dan minuman dengan nilai 21,38 juta dollar AS.
Logam dasar senilai 16,96 juta dollar AS, kimia, farmasi dan obat tradisional 9,54 juta dollar AS, barang dari logam, elektronik, optic dan peralatan listrik senilai 9,11 juta dollar AS serta tekstil dan pakaian jadi senilai 8,01 juta dollar AS.
Sementara Purchasing Managers Index (PMI), indikator ekonomi yang diperoleh dari survei bulanan perusahaan sektor swasta menyatakan meskipun sempat terpuruk, namun secara keseluruhan kondisi Indonesia masih lebih kokoh di banding negara lain di tingkat ASEAN.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Mulai Pulih dari Pandemi
"Meskipun sempat jatuh, Indonesia pelan-pelan mulai meningkat khususnya di bulan Agustus yang menyentuh angka 50,8. Meskipun sempat turun lagi di September dan Oktober," tutur dia.
Hal ini, tambah Dody, menunjukkan sektor industri dalam negeri walau masih dalam ancaman wabah virus Covid-19, perlahan tapi pasti menunjukan perbaikan.
"Diharapkan beberapa bulan ke depan, sektor manufaktur akan bergerak dengan cepat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Cek Deretan Harganya Hari Ini
-
Arus Modal Asing Banyak yang Kabur, Investasi Indonesia Kalah dari Korea
-
Bahlil Jawab Kritikan DPR soal PP Minerba yang Tak Kunjung Terbit!
-
Menko Airlangga: Banyak Bankir Panas Dingin, Ada Apa?
-
Dana 200 T Mangkrak di Bank? Kemenkeu Diminta Gandeng Modal Ventura!
-
Bank Indonesia Perkuat Pasar Repo, Nilai Transaksinya Tembus Rp 17,5 Triliun
-
Perpres 'Sampah Jadi Listrik' Segera Terbit, Bahlil: Ini Saya Baru Tanda Tangan!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Update Harga Paket Operator: Telkomsel, XL, Smartfren Naik, Indosat Tetap
-
Saham-saham Prajogo Pangestu Paling Banyak Diburu! Cek Prediksi IHSG Hari Ini