Suara.com - Wabah virus corona juga turut berdampak pada ketersediaan lowongan kerja dan kesulitan yang dialami para lulusan baru atau fresh graduate.
Salah satunya seperti Leni Wandira yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta pada Juli tahun 2021.
Ia kini mengaku tengah bingung dan kalut karena hingga kini elum mendapat panggilan dari beberapa perusahaan yang dilamar.
Padahal, hampir seratus perusahaan ia lamar melalui email dan berbagai platform lowongan kerja. Namun percobaan kesekian kalinya ini belum juga membuahkan hasil.
Terakhir kali ia melakukan wawancara dengan perusahaan aplikasi penyedia layanan transportasi, Gojek. Namun sayangnya hingga kini, kabar baik yang ia harapkan dari perusahaan tersebut tak kunjung sampai.
Ia belakangan merasa makin tidak percaya diri hingga putus asa. Berkali kali melamar kerja, mengirim berkas, wawancara, lalu hilang tidak ada kabar.
Padahal, ia begitu mengidam-idamkan pekerjaan impiannya, apalagi kini ia memiliki beban finansial atas hidupnya setelah menyelesaikan pendidikan.
"Saat ini sambil mencari pekerjaan aku terus ikut workshop atau kelas untuk menambah skill tertentu. Karena dunia pekerjaan itu keras, jadi harus tambah kualifikasi agar setidaknya bisa dilirik HRD saat melamar," terang Leni, dikutip dari Warta Ekonomi --jaringan Suara.com.
Tidak hanya Leni, fres graduate lainnya, Akmal Izzaty (24), lulusan dari sekolah penerbangan AMA Delta Air di Filipina hingga kini juga berjuang mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya.
Baca Juga: Pemkab Sleman Kejar Kekebalan Komunal Akhir September
Namun mimpinya sebagai pilot Cessna 172 harus tertunda entah sampai kapan akibat pandemi yang merebak di seluruh dunia.
Ia harus rela mengambil pekerjaan apa pun meski tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan dan impiannya. Bahkan jika upah dari pekerjaan tersebut tak sebanding dengan beban kerjanya.
"Ya cuman itu kalau misalnya dapat dari situ (pekerjaan di bidang lain) biasanya gajinya itu enggak sebanding sama pekerjaannya," ungkap Akmal.
Ia berkisah selama sebulan belakang ini sudah mencoba melamar di tiga tempat. Beruntung, Akmal bisa bekerja di sebuah perusahaan startup digital marketing di bagian administrasi, tapi keberuntungannya hanya sebatas itu. Tak lama ia bekerja, perusahaan tersebut harus gulung tikar terhantam oleh pandemi.
"Lapangan pekerjaan lebih sedikit gara-gara pandemi. Jadi, supply demand-nya enggak imbang. Perusahaannya banyak, cuma penyerapan untuk pekerjaannya sedikit, ditambah lagi pandemi, jadi susah mencari pekerjaan sekarang ini," bebernya.
Berita Terkait
-
Update Covid-19 Global: Asean Berpotensi Alami Gelombang Ketiga
-
Dianggap Tularkan Covid-19, Vietnam Penjarakan Seorang Pria 5 Tahun
-
Positivity Rate COVID-19 Jawa Timur Turun di bawah 5 persen
-
Ribuan Orang Positif Covid-19 Berkeliaran, Epidemiolog: Yang Belum Terdeteksi Lebih Banyak
-
Perlahan Turun, Kasus Covid-19 Harian di Jogja 20-35 Orang
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
BLT 2025 Bukan Hanya PKH dan Sembako! Ada Bantuan Tambahan untuk KPM
-
BCA Akan Buyback Saham, Ini Bocoran Detailnya
-
Pelindo Terapkan TBS untuk Tingkatkan Kelancaran Arus Barang di Pelabuhan
-
BCA Buka Suara Tanggapi Rumor IPO Bank Digital Blu
-
Isu Kerenggangan Purbaya-Luhut Panas, Tak Saling Tegur Sapa Saat Sidang Kabinet
-
RI Targetkan Bisa Kelola Rp180 T Wakaf, Tapi Banyak Tantangan
-
PTBA Tawarkan Briket Tanpa Asap Sebagai Solusi Masak Murah Menu MBG
-
PTBA: Proyek DME Mulai 2026, Butuh Rp 40 Triliun untuk Bangun Pabrik
-
Perpres Sampah jadi Energi Diterbitkan, Bahlil Ajak Danantara Koordinasi
-
Menkeu Purbaya Tolak Usul Batas Defisit APBN di Atas 3 Persen