Suara.com - Kalau kamu hidup di dunia startup, apalagi startup digital, tak mungkin rasanya kalau kamu belum pernah mendengar istilah Payment Gateway dan Payment Aggregator. Meskipun digaungkan dimana-mana seperti buzzword, banyak yang belum paham perbedaan keduanya, termasuk kamu.
Satu kesalahan umum yang hampir selalu terjadi adalah menganggap Payment Gateway dan Payment Aggregator itu sama. Dengan kekeliruan sekecil ini, komunikasi dan pemahaman seputar bisnis dan dunia pembayaran bisa jadi berantakan.
Di artikel ini kami akan bahas Payment Gateway dan Payment Aggregator, terutama perbedaan antar keduanya.
Payment Aggregator
Payment Aggregator adalah layanan pembayaran yang mengumpulkan dan menyediakan berbagai macam metode pembayaran ke merchant. Dengan kata lain, pembeda utama Gateway dan Aggregator adalah kalau Gateway ditujukan untuk website/app, Aggregator men-digitise berbagai mode pembayaran, baik online maupun offline.
Sebuah Payment Aggregator memfasilitasi transaksi apapun, termasuk pencatatan uang cash serta berbagai metode pembayaran digital, baik itu online (website, app), atau offline (di konter, di toko, kios, warung, lewat SMS, dkk).
Untuk lebih memahami, ambil contoh agregator pembayaran terbesar di Indonesia, Alterra Bills. Layanan yang ditawarkan Alterra Bills memungkinkan penjual menerima segala bentuk pembayaran, tanpa harus ribet menyediakan akun untuk setiap bank, kartu kredit, e-wallet, dan lainnya.
Inilah yang dilakukan Payment Aggregator, sesuai namanya aggregate yang berarti ‘mengumpulkan’ atau ‘kombinasi’.
Kesimpulannya, Aggregator meringankan beban kerja mengurus berbagai metode pembayaran, sehingga merchant hanya perlu mengandalkan satu solusi untuk semua jenis pembayaran, yaitu si Aggregator ini.
Baca Juga: BRI Dukung Ekosistem Digital Payment dan KPA TID Apartemen Serpong Garden
Payment Gateway
Singkatnya, Payment Gateway adalah layanan yang memungkinkan ecommerce melakukan transaksi di website atau app nya masing-masing, dan bisa menerima pembayaran dengan kartu debit, kredit, internet banking, hingga e-wallet. Contoh Payment Gateway paling populer di dunia? PayPal.
Mungkin kamu berpikir, kenapa butuh Payment Gateway kalau cuma bertindak sebagai penengah?
Sebelum bisa dijawab, mari mundur selangkah dan sadari bahwa pembayaran online dilakukan tanpa kartu fisik, tanpa kehadiran fisik, dan tanpa lembaran uang. Oleh karenanya, merchant hanya bisa mengandalkan informasi kartu yang diinput oleh pembeli. Di transaksi semacam ini, risiko fraud jadi melambung tinggi, dan di sinilah gunanya Payment Gateway.
Apa yang akan terjadi kalau tidak ada Payment Gateway? Para penjahat akan dengan mudah mengakses informasi kartu yang diinput di halaman pembayaran. Selain itu, mereka juga akan lebih mudah mencari-cari cara untuk melakukan transaksi ilegal yang bisa merugikan si merchant (penjual) dan juga pembeli.
Selain mencegah fraud, Payment Gateway juga berfungsi merchant dari kartu kadaluarsa, saldo kurang, hingga akun mati/nonaktif.
Berita Terkait
-
Kementerian Kominfo Fasilitasi 1.160 Pengembangan Startup Digital
-
Mulai 2022, Kemendikbudristek Jadikan Startup Digital Mata Kuliah Wajib
-
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Gerakan Nasional 1000 Startup Digital
-
Kuasa Hukum Denny: "Payment Gateway" Bukan Kasus Korupsi
-
Denny Indrayana Kembali Diperiksa di Kasus "Payment Gateway"
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025