Suara.com - Harga emas dunia relatif stabil menjelang tutup tahun, pelemahan dolar membantu emas mengimbangi tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi AS atau Amerika Serikat dan meningkatnya selera untuk aset berisiko.
Mengutip CNBC, Kamis (30/12/2021) harga emas di pasar spot mendatar di USD1.804,56 per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,3 persen menjadi USD1.805,80 per ounce.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,2 persen mendekati level terendah satu bulan terhadap sekeranjang pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di awal sesi, harga emas merosot hampir 1 persen ke level terendah satu minggu karena imbal hasil US Treasury 10-tahun melesat ke tingkat tertinggi sejak 29 November, sementara Wall Street memperpanjang kenaikan.
"Selera risiko mungkin sedikit lebih kuat hari ini," kata Peter Mooses, analis RJO Futures.
Dia menambahkan bahwa kemunduran mungkin tidak dalam jangka panjang dan hanya berlangsung selama beberapa hari di tengah ketidakpastian seputar kasus varian Omicron.
"Harga emas kemungkinan akan berada di kisaran USD1.800 untuk kuartal pertama 2022," tambahnya.
Jumlah rata-rata kasus virus korona yang dikonfirmasi setiap hari di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi 258.312 selama tujuh hari terakhir.
Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus, tetapi kenaikan imbal hasil obligasi AS menumpulkan beberapa daya tarik komoditas yang tidak memberikan bunga itu.
Baca Juga: Dolar AS Perkasa, Giliran Harga Emas Turun
Emas berada di jalur untuk mencatat penurunan tahunan terbesar sejak 2015, setelah anjlok hampir 5 persen sepanjang tahun ini.
Sementara itu, harga perak di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD22,80 per ounce, platinum melemah 0,7 persen menjadi USD968,95 per ounce dan paladium berkurang 0,6 persen menjadi USD1.977,60 per ounce.
Berita Terkait
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor Terburuk Sejak 2020 Usai Tembus Tertinggi, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Dunia Melambung Tinggi, Segini Pasarannya
-
Emas Antam Harganya Masih Tinggi Dibanderol Rp 2.123.000 per Gram
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi