Suara.com - Isu ribuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di beberapa sektor seperti industri garmen, tekstil dan alas kaki tengah menjadi sorotan baru-baru ini, bahkan ada yang menyebut bahwa sekitar 55 ribu karyawan pabrik tekstil di sejumlah daerah akan terkena imbasnya pada tahun depan.
Direktur Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira mengatakan, gelombang PHK ini terjadi akibat melemahnya permintaan ekspor di negara yang mengalami gejala resesi seperti Eropa dan AS.
"Yang kena dampak lebih banyak sektor ekspor pakaian jadi dan alas kaki. Akhirnya brand memutuskan untuk stop order sehingga pabrikan di Indonesia lakukan PHK massal," kata Bhima saat dihubungi suara.com, Selasa (8/11/2022).
Selain itu, faktor lain lanjut Bhima karena biaya bahan baku impor naik di tengah tingginya dolar AS.
"Perlu diwaspadai pelemahan nilai tukar buat biaya bahan baku bengkak sehingga efisiensi karyawan jadi jalan yang diambil perusahaan," kata Bhima.
Tak hanya itu kondisi diparah dengan terus naiknya suku bunga pinjaman, sehingga rasio utang yang dimiliki perusahaan juga ikut meningkat.
"Kalau dicek profil keuangan perusahaan yang phk, utangnya besar sekali jadi sensitif terhadap naiknya bunga pinjaman," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat Yan Mei melaporkan per Oktober 2022 tercatat sebanyak 55.000 pekerja dikenakan PHK dan 18 perusahaan tutup dari 14 kabupaten/kota di Jawa Barat yang melaporkan.
"Sudah ada 14 kabupaten/kota yang memberikan laporan mengenai pengurangan atau putus kontrak. Kurang lebih yang kena PHK itu hampir 55.000 dan yang tutup ada 18 perusahaan," kata Yan Mei.
Baca Juga: Waduh! Banyak Orang Kena PHK di September, Kasus Mogok Kerja Juga Naik
Dari 18 perusahaan yang tutup, setidaknya 9.500 pekerja terkena dampak. Jika ditotal, dari pengurangan dan putus kontrak hingga saat ini tercatat sebanyak 64.000 pekerja dari 124 perusahaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Marak Penipuan Online, Trading Kripto Kini Makin Ketat lewat Verifikasi Wajah
-
Dampak BI Rate Terhadap Pergerakan Pasar Saham Hari Ini
-
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
-
Keponakan Luhut Sebut RI Bakal Dibanjiri Investor Asing pada 2026, China Mendominasi
-
BI Guyur Likuiditas Rp 404 Triliun ke Bank-bank, Siapa Saja yang Dapat?
-
Rupiah Kembali Merosot Sentuh Level Rp 16.748 per Dolar Amerika
-
Ada Perubahan Rencana, Daftar Lengkap Penggunaan Dana Rp 23,67 Triliun Garuda Indonesia
-
Harga Emas Antam Semakin Mahal Hari Ini, Dibanderol Rp 2.364.000 per Gram
-
Investasi Aset Properti Cuma Modal Rp 10 Ribu? Begini Caranya
-
IHSG Masih Betah Nongkrong di Zona Hijau Pagi Ini, Cek Rekomendasi Saham