Suara.com - TPID Award, singkatan dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award adalah penghargaan yang diberikan kepada daerah dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam mengendalikan inflasi.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil memperoleh apresiasi TPID Award 2024 atas upaya mengendalikan inflasi daerah pada 2023.
Seremoni berlangsung dalam kegiatan Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 dan TPID Award 2024 yang dihadiri langsung Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2024).
"Apresiasi yang diberikan pemerintah pusat menjadi bukti keseriusan Pemkab Sleman dalam melakukan upaya pengendalian inflasi daerah," papar Kustini Sri Purnomo, Bupati Sleman.
Kustini Sri Purnomo juga berharap apresiasi ini dapat menjadi motivasi untuk terus mengembangkan upaya-upaya Pemkab Sleman dalam mengendalikan inflasi sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat Sleman.
Dalam TPID Award ini, Pemkab Sleman berhasil masuk nominasi 15 besar dalam kategori kabupaten/kota non-IHK (Indeks Harga Konsumen) tingkat nasional, serta lima besar TPID kabupaten/kota berprestasi di wilayah Jawa dan Bali.
Kabupaten Sleman bersaing dengan 424 kabupaten/kota non-IHK lainnya di tingkat nasional.
Kustini Sri Purnomo menyatakan bahwa masuknya Pemkab Sleman sebagai salah satu nominator dalam TPID Award berdasarkan berbagai upaya dalam menekan inflasi daerah melalui program kerja unggulan TPID Kabupaten Sleman 2023.
"TPID Sleman dengan slogan "Sesarengan Nyembadani Semangat Njagi Inflasi" (Sembada Setiaji) melaksanakan program Sleman Kawasan Pertanian Sehat sebagai upaya menjaga stabilitas pasokan bahan pokok dan melaksanakan operasi pasar, pasar murah dan program lainnya sebagai bentuk stabilisasi harga dengan intervensi harga di pasar," jelas Kustini Sri Purnomo.
Baca Juga: Potensi Memicu Kelaparan Global pada 2050, Apa Itu Neraka Iklim yang Disebutkan Presiden?
Komitmen Pemkab Sleman dalam mewujudkan kawasan pertanian sehat ini diperkuat dasar hukum yang jelas melalui Instruksi Bupati Sleman Nomor 19/Instr/2023 untuk menjaga produktivitas subsektor tanaman hortikultura (komoditas cabai), subsektor tanaman pangan (beras), dan subsektor peternakan (telur ayam ras) yang dipantau melalui prognosa Neraca Pangan Sleman.
"Sementara itu dalam upaya stabilisasi harga dan kelancaran distribusi, Pemkab Sleman melakukan analisis harga melalui pantauan harga harian dalam Sistem Harga Pangan Sleman (Siharpa) serta, melakukan intervensi harga bagi komoditas pangan yang mengalami fluktuasi," ujar Kustini Sri Purnomo.
Dalam pelaksanaannya (intervensi harga), berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh Pemkab Sleman, di antaranya pemberian reduksi biaya distribusi yang dilandaskan pada Keputusan Bupati Sleman Nomor 59.2/Kep.KDH/A/2023 tentang Petunjuk Teknis Operasi Pasar Komoditas Beras di Pasar Rakyat Kabupaten Sleman Tahun 2023 dengan menerapkan Pakta Integritas pedagang.
"Pemkab Sleman juga menyelenggarakan kegiatan lain dalam intervensi harga yaitu, pasar murah, pekan promosi, program lelang cabai, dan beberapa kegiatan lainnya," pungkas Kustini Sri Purnomo.
Berita Terkait
-
Jadi Tersangka Korupsi Hibah Pariwisata: Intip Kekayaan Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Tembus Rp12 M
-
5 Fakta Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo, Pengadilan Ungkap Alasan Penahanan
-
Target Inflasi 2,5 Persen, Ini Kata Gubernur Bank Indonesia
-
Tepat Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menkeu Purbaya dan Tito Soroti Lambatnya Belanja Daerah
-
Inflasi Indonesia Kembali Positif di September, Sentuh Laju Tercepat Sejak Mei 2024
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Dihadang Biaya Tinggi & Brand Global, Bisnis Waralaba Hadapi Tantangan
-
Indonesia Nego Habis-habisan dengan AS! Target Tarif 0 Persen untuk Sawit, Kakao, Hingga Karet
-
Fluktuasi Ekonomi! CBDK Revisi Target Pra-Penjualan 2025 Jadi Rp508 Miliar
-
Volume Transaksi BEI Melejit ke Rp31 Triliun! Investor Asing Net Buy Rp1,13 T di Penutup Pekan
-
Malaysia Incar Bisnis Franchise di Indonesia
-
PGN Dorong Pariwisata Borobudur, Integrasikan CNG dan Panel Surya di Desa Wisata
-
OJK dan BI Makin Kompak Perkuat Keuangan Digital
-
Cimb Niaga Catat Laba Rp 6,7 Triliun, Perusahaan Bakal Hati-hati Kelola Aset
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Raih Apresiasi Berharga
-
Laba Grup Astra Rp 243 T: ASII dan UT Kompak Buyback Saham Rp 4 Triliun