Suara.com - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan media edukasi Core Tax Administration System (CTAS) di situs pajak.go.id. Dengan diluncurkannya fitur ini, artinya wajib pajak sudah bisa mencoba simulasi CTAS.
Kepala Subdirektorat Pengelolaan Penerimaan Pajak (DJP) Muchamad Arifin mengatakan, berdasarkan hitungan World Bank (Bank Dunia), fitur ini bisa menambah penerimaan negara hingga 1,5% dari PDB. Namun, hal itu bisa terjadi sekitar 5 tahunan lagi.
"Bisa nambah 1,5% dari PDB itu sekitar 5 tahunan, tidak mungkin misalnya setelah diterapkan sekarang tahun depan nambah 1,5%. Dan itu merupakan study dari world bank, jadi belum tentu juga, di kita kalau diterapkan (hasilnya) itu sama," tutur Arifin dalam Media Gathering APBN 2025 yang digelar di Serang, Banten, Kamis, (25/9/2024).
Arifin menjelaskan, setelah coretax diterapkan, maka data dari lembaga dan instansi sudah masuk ke dalam sistem. Dengan begitu, akan menambah tax ratio secara signifikan. Kendati demikian, dia belum mau menyampaikan berapa potensi penerimaan tambahan dari sistem ini.
"Rilisnya nanti pimpinan," imbuh Arifin.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Wjiwandono meyakini coretax mampu meningkatkan tax ratio di Indonesia. Kemenkeu memperkirakan, penerapan coretax dapat meningkatkan tax ratio hingga 12%.
"Kami melihat sistem itu (coretax) bisa menambah rasio pajak kita dari 10 persen ke 12 persen," ujarnya.
Sebagai informasi, simulator coretax bersifat interaktif dan dapat diakses dari manapun dan kapan pun menggunakan internet. Wajib pajak tak perlu khawatir terhadap data pribadinya, karena data yang digunakan adlaah data khusus untuk keperluan edukasi, bukan merupakan data wajib pajak yang sebenarnya.
Adapun untuk mengakses simulator ini, wajib pajak harus melakukan pendaftaran pada laman awal akun DJP Online. Apabila pendaftaran berhasil, sistem akan memberikan notifikasi melalui alamat email yang terdaftar pada akun DJP Online.
Baca Juga: Insentif Pajak Pembelian Rumah Diperpanjang, Milenial dan Gen Z Merapat!
Notifikasi berupa tautan, nama pengguna dan kata sandi untuk mengakses simulator akan dikirim paling lama tiga hari kerja.
Tag
Berita Terkait
-
7 Program Quick Win Prabowo Telan APBN hingga Rp121 Triliun
-
Wamenkeu Thomas Sebut Kepastian PPN 12% Akan Dibahas oleh Kabinet Baru
-
Gaji Fantastis! Ini Besaran Tunjangan PNS Kemenkeu per Kelas Jabatan
-
Harga Rokok Tahun Depan Tak Melonjak, Kenaikan Cukai Hasil Tembakau Belum Pasti
-
Tiba-tiba Diperiksa Petugas Pajak, Yoo Jae Suk Ditemukan Tak Bersalah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Saham AS Jeblok, Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan!
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember
-
BUMN-Swasta Mulai Kolaborasi Perkuat Sistem Logistik Nasional
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
Gaji PNS Naik Tahun Depan? Ini Syarat dari Kemenkeu
-
Menkeu Purbaya Yakin Sisa Anggaran Kementerian 2025 Lebihi Rp 3,5 Triliun
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat di Jumat Sore, Didorong Surplus Transaksi Berjalan
-
Sinyal Bearish Bitcoin: Waspada Bull Trap di Tengah Ketidakpastian Makro Global
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?