Suara.com - Harga Bitcoin (BTC) mencatatkan pencapaian gemilang dengan berhasil menembus level psikologis US$100.000. Kenaikan signifikan ini terjadi di tengah sentimen positif dari pasar keuangan global, yang salah satunya dipicu oleh pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait potensi kesepakatan dagang dengan Inggris dan sinyal pelonggaran tarif terhadap China.
Berdasarkan data dari CoinMarketcap pada Sabtu (10/5/2025) siang hari, Bitcoin terpantau mengalami kenaikan sebesar 0,17% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan pada kisaran US$103.118 atau setara dengan Rp1,69 miliar (dengan asumsi kurs saat ini). Kenaikan ini diyakini sebagian besar dipengaruhi oleh pernyataan Trump yang mengindikasikan pertimbangan untuk mengurangi tarif impor dari China jika pembicaraan dagang menunjukkan perkembangan yang substansial.
Sebelumnya, kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump sempat memberikan tekanan pada pasar mata uang kripto. Bitcoin bahkan mengalami penurunan lebih dari 32% dari level tertinggi sepanjang masanya, menyentuh angka US$75.000. Namun, sentimen pasar kini berbalik positif menyusul perkembangan terbaru dalam kebijakan perdagangan AS.
Bitcoin sebelumnya mencatatkan rekor tertinggi di US$109.241 pada bulan Januari. Momentum tersebut didorong oleh gelombang optimisme terhadap agenda pro-kripto Donald Trump. Presiden AS tersebut, yang dulunya dikenal skeptis terhadap industri aset digital, kini menunjukkan dukungan yang lebih antusias selama masa kampanyenya dan telah mendorong regulasi yang dianggap mendukung perkembangan sektor ini selama masa kepresidenannya.
Kinerja positif Bitcoin turut menyeret kenaikan pada sejumlah aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar lainnya. Ethereum (ETH) menjadi salah satu yang mencatatkan kenaikan paling signifikan, melonjak sebesar 18,88% dalam 24 jam terakhir dan menguat 24,81% dalam sepekan, mencapai harga US$2.270,04.
Bitcoin sendiri, setelah mencatatkan kenaikan 4,14% dalam 24 jam dan 7,72% dalam sepekan, terus menunjukkan momentum positif. Pergerakannya berhasil melampaui level US$100.000 dan mengincar level resistance potensial terdekat di US$105.000, terpantau pada grafik 1 menit pada pukul 14.30 WIB.
Dogecoin (DOGE), aset kripto yang seringkali dikaitkan dengan Elon Musk, juga menunjukkan tren penguatan. DOGE mencatatkan kenaikan positif sebesar 8,86% dalam 24 jam menjadi US$0,1965, dengan kenaikan mingguan mencapai 10,02%.
Solana (SOL) juga mengikuti tren positif dengan kenaikan sebesar 8,66% dalam 24 jam menjadi US$163,53, serta mencatatkan kenaikan 9,91% dalam sepekan.
Senada dengan aset kripto lainnya, XRP juga mengalami kenaikan sebesar 6,22% dalam 24 jam menjadi US$2,30, dan menguat 4,25% dalam sepekan.
Baca Juga: 2 Alasan Harga Aset Kripto Pi Network Bisa Kembali Melonjak
Sejumlah faktor pendukung telah mendorong kenaikan harga aset kripto belakangan ini. Secara umum, pergerakan aset kripto juga sejalan dengan aset berisiko lainnya seperti saham, seiring dengan meredanya volatilitas pasar yang signifikan pada bulan April akibat ketidakpastian tarif.
Kabar mengenai kesepakatan dagang antara Gedung Putih dan Inggris pada hari Selasa lalu juga memberikan dorongan positif bagi pasar, termasuk aset kripto. Kesepakatan ini dipandang sebagai sinyal positif yang dapat membantu meredakan ketidakpastian tarif yang terjadi bulan lalu dan memicu kembali selera risiko di kalangan investor.
Analis juga berpendapat bahwa gejolak perdagangan pada bulan April berpotensi memposisikan Bitcoin untuk naik lebih tinggi, karena tarif dapat mengurangi daya tarik aset safe haven tradisional seperti Dolar AS dan obligasi pemerintah AS.
Standard Chartered melaporkan bahwa arus dana masuk ke Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin spot telah melonjak hingga US$5,3 miliar dalam tiga minggu terakhir, mengindikasikan peningkatan permintaan yang signifikan sejak pertengahan April.
Sementara itu, langkah yang diambil oleh negara bagian New Hampshire dan Arizona dalam memperkenalkan cadangan kripto pertama di AS juga memberikan sentimen positif bagi para bull kripto. Namun, menurut Zack Shapiro, Kepala Kebijakan di Bitcoin Policy Institute, dampak dari cadangan kripto negara bagian kemungkinan kecil dibandingkan dengan meningkatnya minat dari Wall Street.
Minat institusional dinilai turut mendorong kenaikan harga Bitcoin, dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam "perlombaan" untuk mengakuisisi kepemilikan yang signifikan. Standard Chartered mencatat bahwa MicroStrategy, salah satu perusahaan terdepan dalam upaya ini, kini mendanai rencana untuk membelanjakan US$84 miliar lagi untuk akuisisi Bitcoin.
Berita Terkait
-
Mana Lebih Tinggi Transaksi Judol atau Kripto?
-
OJK Ungkap Jaringan Kripto Indonesia Terafiliasi Asing, Siapa Saja?
-
Pi Network Kini Mudah Diakses Lewat Bursa Kripto, Momentum Menuju Harga US$ 1?
-
Harga Pi Network Tiba-tiba Melejit 12 Persen, Ini Pendorongnya
-
Robert Kiyosaki Sebut Bitcoin Bisa Jadi Penolong Masa Krisis Saat Perang Dagang
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Purbaya Kaget Dengar Curhat TNI, Mesti Utang demi Perbaiki Infrastruktur Terdampak Bencana
-
Finex and doctorSHARE Dukung Akses Kesehatan di Wilayah Kepulauan
-
Pertamina Gelontorkan 280 Ribu BBM untuk Operasional Genset di Aceh
-
Rupiah Konsisten Menguat, Dolar AS Loyo ke Level Rp16.773
-
Industri Tembakau Tolak Kemasan Rokok Polos, Dinilai Rugikan Usaha dan Pekerja
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Darurat dan Layanan Kesehatan di Wilayah Aceh
-
Emiten DEWA Terdorong Proyek Emas, Segini Target Harga Sahamnya
-
Minat IPO Sepi di 2025, BEI Lapor Hanya Capai 26 Emiten
-
Kejar Tayang: Pemerintah Pastikan 17 Juta KPM Terima BLT Kesra Rp900 Ribu Via Kantor Pos
-
Emiten Perbankan Paling Banyak Setor Dividen di 2025, Capai Rp 80,34 Triliun