Suara.com - Ekonom senior sekaligus mantan Gubernur Bank Indonesia, Sudrajat Djiwandono, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan ekonomi Donald Trump. Menurutnya, gaya kepemimpinan Trump sebagai “unik tapi berbahaya”.
Ia menyoroti pendekatan unilateral Trump yang dinilai tidak hanya merugikan Amerika Serikat sendiri, tetapi juga mengganggu tatanan ekonomi global.
“Trump sering membuat keputusan penting saat setengah tidur. Bahkan penasihat ekonominya, Peter Navarro, yang bergelar doktor dari Harvard pun tak mampu mengimbangi keputusan absurd seperti menaikkan tarif impor hingga 140%,” ujarnya.
Menurut Sudrajat, dunia saat ini berada dalam sistem interdependensi yang kompleks. “Dalam rantai pasok dunia, satu simpul kecil yang putus bisa melumpuhkan seluruh sistem,” jelasnya, sambil menyinggung efek domino dari kebijakan tarif tinggi AS terhadap mitra dagang seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa.
Ia juga menyebut kebijakan proteksionis Trump sebagai langkah kontraproduktif. “Janji menurunkan inflasi dan membuka lapangan kerja tidak pernah terwujud. Bahkan popularitas Trump di kalangan pemilih kulit hitam hanya 14%,” tambah Sudrajat.
Dalam konteks Indonesia, ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan hubungan dengan kekuatan besar dunia. “Kita tidak boleh terlalu dekat dengan Amerika atau China. Harus bisa seperti Singapura — berteman dengan semua pihak, tidak cari gara-gara,” tegasnya.
Sudrajat juga memuji langkah-langkah diplomasi ekonomi Indonesia yang dinilainya semakin aktif dan strategis, seperti kunjungan delegasi ke Washington D.C. yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, serta pendekatan ekonomi Indonesia ke BRICS.
"Fakta bahwa kita sekarang bisa membeli minyak dari Rusia dengan rupiah adalah upaya luar biasa untuk menghemat cadangan devisa,” katanya.
Sebagai penutup, Sudrajat mengingatkan agar Indonesia tetap adaptif di tengah dinamika global. “Jangan terlambat. Kita harus luwes, siap menyesuaikan diri kalau perlu. Kalau tidak perlu, ya diam saja,” pungkasnya.
Baca Juga: Soal Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Kalah dengan Negara Tetangga
Sebelumnya, Kesepakatan bersejarah antara Amerika Serikat dan Tiongkok berhasil dicapai pada Senin lalu di Jenewa, menandai titik balik dalam perang dagang yang telah berlangsung selama beberapa tahun.
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun mengatakan negara setuju untuk menurunkan tarif secara signifikan, dalam sebuah langkah yang disebut sebagai “genjatan senjata” perdagangan. "Diskonnya luar biasa,” ujar Djauhari.
Dalam kesepakatan tersebut, Amerika Serikat sepakat menurunkan tarif terhadap produk tas asal Tiongkok dari 145% menjadi 30%, sementara Tiongkok mengurangi tarif atas sejumlah produk asal Amerika dari 125% menjadi hanya 10%.
Djauhari menilai kesepakatan ini sebagai hasil dari negosiasi yang sangat terstruktur, dengan keterlibatan langsung tokoh-tokoh penting dari kedua belah pihak. Dari sisi Tiongkok, perundingan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan melibatkan para ahli perdagangan internasional serta keuangan global.
Menurut Djauhari, Tiongkok secara strategis menurunkan tarif pada sektor pertanian, yang dianggap sebagai sektor vital bagi basis pemilih Presiden Donald Trump.
"Ini adalah pukulan politik yang sangat diperhitungkan, dan bisa berdampak langsung pada dukungan domestik terhadap Trump,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Indef Kritik Kebijakan Fiskal Pemerintah: Sektor Riil Sakit, Suntikan Likuiditas Bukan Obatnya
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Erdogan Klaim Pertemuan dengan Trump Hasilkan Kemajuan, Apa Saja yang Dibahas?
-
Pidato Benjamin Netanyahu di PBB Disiarkan Pakai 'Toa' di Gaza, Warga Malah Tak Dengar Apa-apa
-
20 Menit Parkir Kena Rp100 Ribu, Aksi Tukang Parkir di Bogor Viral
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
Terkini
-
Katalog Promo Superindo Spesial "Weekday": Diskon Minyak Goreng dan Sabun Hingga 50 Persen
-
Rupiah Mulai Menguat, Sesuai Prediksi Menkeu Purbaya
-
IHSG Dibuka 'Ngegas' Awal Pekan, Investor Tunggu Rilis Data Ekonomi Kunci
-
Anak Muda Jadi Kunci Penting Tingkatkan Literasi Keuangan, Ini Strateginya
-
Telkomsel melalui Ilmupedia Umumkan Pemenang Chessnation 2025, Ini Dia Daftarnya
-
Emiten PPRE Pakai Strategi ESG Bidik Kepercayaan Investor Global
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok