Suara.com - Wilmar International Limited, sebuah nama yang mungkin sering Anda dengar dalam industri agribisnis global, adalah salah satu pemain terbesar di dunia dalam pengolahan dan perdagangan minyak sawit, gula, dan berbagai komoditas pertanian lainnya. Dengan kehadirannya yang masif di seluruh dunia, wajar jika banyak yang bertanya-tanya, "Siapa sebenarnya yang memiliki Wilmar?" Memahami struktur kepemilikan saham sebuah perusahaan sebesar Wilmar bisa menjadi gambaran menarik tentang bagaimana kendali dan keuntungan didistribusikan.
Kejaksaan Agung (Kejagung) Belum lama ini, Wilmar Group disorot karena perusahaan ini diduga terlibat korupsi. Hal ini terungkap usai menyita dana sebesar Rp11,8 triliun dari lima perusahaan di bawah naungan Wilmar Group, yang dikembalikan sebagai bentuk jaminan atas perkara hukum tersebut. Lima usaha tersebut adalah PT Multimas Nabati Asahan, PT Multimas Nabati Sulawesi, PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.
Wilmar: Sekilas Pandang Raksasa Agribisnis
Sebelum kita menyelami daftar pemilik saham, mari kita kenali Wilmar lebih dekat. Didirikan pada tahun 1991 oleh Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong, Wilmar telah berkembang pesat dari operasi minyak sawit sederhana menjadi konglomerat agribisnis terintegrasi vertikal. Mereka mengelola seluruh rantai pasokan, mulai dari perkebunan kelapa sawit, penggilingan, pemurnian minyak, hingga produksi makanan olahan, pakan ternak, dan oleokimia. Produk-produk Wilmar seringkali ditemukan di dapur kita dalam bentuk minyak goreng, margarin, hingga sabun dan deterjen.
Perusahaan ini terdaftar di Singapore Exchange (SGX), salah satu bursa saham terkemuka di Asia. Artinya, saham Wilmar dapat dibeli dan dijual oleh investor di pasar terbuka, baik individu maupun institusi. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua saham diperdagangkan secara bebas; ada porsi signifikan yang dipegang oleh pemegang saham pengendali dan institusi besar.
Daftar Pemilik Saham Wilmar dan Keterkaitannya dengan Jaringan Global
Struktur kepemilikan saham Wilmar International Limited mencerminkan jangkauan global dan kemitraan strategis perusahaan. Pemegang saham utama Wilmar adalah entitas-entitas besar yang memberikan fondasi kuat bagi operasional dan ekspansi perusahaan. Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai para pemegang saham Wilmar dan implikasi kepemilikan mereka:
Kuok Group:
Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 27,08%, Kuok Group memiliki pengaruh yang signifikan dalam arah strategis Wilmar. Kuok Group sendiri adalah konglomerat multinasional yang didirikan oleh Robert Kuok, paman dari Kuok Khoon Hong. Kekuatan dan jaringan Kuok Group di berbagai sektor, termasuk properti, logistik, dan media, memberikan Wilmar akses ke berbagai sumber daya dan peluang bisnis. Kepemilikan mayoritas ini juga menunjukkan kepercayaan kuat dari salah satu keluarga bisnis terkemuka di Asia terhadap prospek Wilmar di sektor agribisnis. Keterlibatan Kuok Group juga seringkali diasosiasikan dengan koneksi bisnis yang luas di kawasan Asia Pasifik, yang berpotensi memfasilitasi ekspansi pasar dan diversifikasi produk Wilmar.
Baca Juga: 6 Fakta Kasus Korupsi Wilmar Group, Penampakan Uang Sitaan 11 T jadi Viral
Archer-Daniels-Midland Company (ADM):
Dengan kepemilikan 22,49% saham melalui Archer Daniels Midland Asia-Pacific Limited, ADM merupakan pemegang saham institusional terbesar kedua di Wilmar. ADM adalah salah satu perusahaan pengolahan hasil pertanian dan pangan terbesar di dunia yang berbasis di Amerika Serikat. Kemitraan strategis ini memberikan Wilmar akses ke keahlian teknis ADM dalam bidang pengolahan biji-bijian, inovasi produk, dan jaringan distribusi global yang luas. Kolaborasi dengan ADM tidak hanya memperkuat posisi Wilmar dalam rantai pasok global tetapi juga memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan teknologi yang krusial untuk pengembangan berkelanjutan. Sinergi antara Wilmar dan ADM berpotensi meningkatkan efisiensi operasional dan kapabilitas penelitian dan pengembangan (R&D) Wilmar, terutama dalam pengembangan produk-produk bernilai tambah dari minyak sawit.
Kerry Group Limited:
Perusahaan ini memegang 6,91% saham Wilmar. Kerry Group adalah perusahaan pangan global yang berbasis di Irlandia, dikenal karena kepemimpinannya dalam bahan-bahan pangan, rasa, dan nutrisi. Kepemilikan saham oleh Kerry Group menunjukkan pengakuan terhadap Wilmar sebagai pemasok bahan baku penting bagi industri makanan global. Keterlibatan Kerry Group juga dapat membuka peluang bagi Wilmar untuk lebih jauh mengintegrasikan produk-produknya ke dalam rantai nilai makanan global, serta memanfaatkan keahlian Kerry dalam riset pasar konsumen dan pengembangan produk inovatif yang berbasis kelapa sawit.
HPR Investments Limited:
Dengan kepemilikan 3,66% saham, HPR Investments Limited juga merupakan salah satu pemegang saham penting. Meskipun informasi publik tentang HPR Investments Limited mungkin tidak sebanyak perusahaan-perusahaan lain, kepemilikan ini tetap menunjukkan minat investor institusional terhadap Wilmar. Kontribusi dari entitas-entitas investasi semacam ini seringkali terkait dengan stabilitas finansial dan potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Berita Terkait
-
Jejak Gelap Marcella Santoso, Tersangka Korupsi Belasan Triliun yang Akui Sebar Hoaks RUU TNI
-
IHSG Melorot Pada Pembukaan Rabu Pagi, Cek Saham-saham Pilihan
-
IHSG Cenderung Bisa Kembali Menguat Pada Perdagangan Hari Ini
-
Penampakan Gunungan Uang Rp 2 Triliun Hasil dari Korupsi CPO
-
6 Fakta Kasus Korupsi Wilmar Group, Penampakan Uang Sitaan 11 T jadi Viral
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!