Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Senin, 28 Juli 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 1.914.000 per gram.
Harga emas Antam kembali terus merosotl Rp 1.000 dibandingkan hari Minggu, 27 Juli 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 1.760.000 per gram.
Harga buyback itu juga terus anjlok Rp 1.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Minggu kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 Gram Rp 1.007.000
- Emas 1 Gram Rp 1.914.000
- Emas 2 gram Rp 3.768.000
- Emas 3 gram Rp 5.627.000
- Emas 5 gram Rp 9.345.000
- Emas 10 gram Rp 18.635.000
- Emas 25 gram Rp 46.462.000
- Emas 50 gram Rp 92.845.000
- Emas 100 gram Rp 185.612.000
- Emas 250 gram Rp 463.765.000
- Emas 500 gram Rp 927.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 1.854.600.000
Harga Emas Dunia Terjungkal
Harga emas terus merosot pada awal pekan ini, diperdagangkan di kisaran USD 3.335 selama sesi Asia hari Senin (28/7). Ini menandai hari keempat berturut-turut logam mulia tersebut berada di wilayah negatif, tertekan oleh meningkatnya sentimen risiko pasar global dan prospek kebijakan moneter Amerika Serikat.
Seperti dilansir FXstreet, penurunan harga emas dipicu oleh tercapainya kesepakatan kerangka kerja perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Kedua belah pihak sepakat menetapkan tarif menyeluruh sebesar 15 persen atas barang-barang yang diperdagangkan di antara mereka, efektif berlaku mulai 1 Agustus.
Kesepakatan ini mengakhiri kebuntuan selama berbulan-bulan dan meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko, menjauhkan mereka dari aset safe haven seperti emas.
Baca Juga: Harga Emas Turun Hari Ini, Saatnya Borong di Pegadaian?
Selain itu, laporan dari South China Morning Post mengungkap bahwa AS dan Tiongkok diperkirakan akan memperpanjang gencatan senjata tarif mereka selama tiga bulan ke depan. Informasi ini turut memperkuat sentimen risk-on yang membebani harga emas.
Dari sisi kebijakan moneter, pasar kini menantikan hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS yang dijadwalkan berlangsung pada hari Rabu. Meskipun Presiden AS Donald Trump terus mendorong pemangkasan suku bunga, Bank Sentral AS (The Fed) hingga kini mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25% hingga 4,5%.
Menurut perangkat FedWatch dari CME, peluang penurunan suku bunga pada pertemuan 1 September diperkirakan mencapai hampir 62 persen.
Namun, sebagian besar pejabat The Fed masih memilih pendekatan “tunggu dan lihat”, sambil mengevaluasi dampak lanjutan dari kebijakan tarif terhadap ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025