Suara.com - Nissan Motor telah memulai negosiasi dengan serikat pekerja untuk pemangkasan karyawan.
Lantaran, perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan yang akan mencakup pemutusan hubungan kerja (PHK).
Produsen mobil Jepang yang sedang kesulitan ini telah memulai restrukturisasi besar-besaran. Salah satunya memangkas karyawannya yang berada di Eropa.
Kantor perwakilan di Eropa tersebut, yang juga mengawasi operasi Nissan untuk Afrika, Timur Tengah, India, dan Oseania.
Apalagi, produsen mobil ini mempekerjakan hampir 19.000 orang di seluruh Eropa, Afrika, Timur Tengah, India, dan Oseania, dengan hampir 60 persen berbasis di Eropa.
"Kami bekerja dengan tekun dan penuh hormat dengan semua pihak untuk memastikan proses ini dijalankan dengan hati-hati, transparan, dan sepenuhnya mematuhi persyaratan hukum," ujar Massimiliano Messina, Wakil Ketua Nissan untuk wilayah tersebut dilansir BBC, Rabu (6/8/2025).
Pembicaraan diperkirakan akan selesai pada 20 Oktober mendatang. Dengan rincian lengkap akan dibagikan kepada staf pada bulan November mengenai jumlah karyawan yang bakal kena PHK.
Tidak hanya itu, manajemen dan serikat pekerja sepakat untuk membahas PHK sukarela.
Sebagai informasi, setelah mengambil alih kepemimpinan pada bulan April, CEO Ivan Espinosa mengumumkan restrukturisasi besar-besaran yang mencakup pemangkasan sekitar 15 persen tenaga kerja.
Baca Juga: Airlangga Ungkap Ancaman PHK Massal Jika Tarif Impor AS Naik: Indonesia Punya Jurus Jitu?
Nissan mengurangi kapasitas produksi global hampir 30 persen menjadi 2,5 juta kendaraan, dan pengurangan jumlah lokasi manufaktur dari 17 menjadi 10.
Produsen mobil tersebut, yang penjualannya melemah di China dan mengalami kesulitan keuangan di AS akibat strategi ekspansionis, berharap dapat menghemat 3,4 miliar dolar AS melalui restrukturisasi tersebut.
Dalam perkembangan terbaru, Nissan pekan lalu menyatakan, akan menghentikan produksi di pabrik Civac di Meksiko pada Maret tahun depan.
Serta menyatakan akan menghentikan produksi mobil di pabrik Oppama di Jepang pada Maret 2028 dan di pabrik Nissan-Shatai di pabrik Shonan pada Maret 2027.
Tag
Berita Terkait
-
Penjualan Vaskin Covid Lesu, Moderna PHK 10 Persen Karyawan
-
Presdir PT Nissen Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Tragis di Tol Karawang
-
Warner Bros PHK 10 Persen Karyawan, Ini Divisi yang Kena
-
Viral Warga Geruduk Mapolsek Natar, Desak Polisi Temukan Pegawai Koperasi yang Hilang
-
Maskapai Spirit Airlines PHK 270 Pilot, Terakhir Kerja November
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak