- Swatch merilis jam tangan bertema sindiran terhadap tarif dagang 39 persen dari AS
- Jam tersebut dibuat sebagai respons atas kebijakan tarif tinggi era Trump terhadap Swiss
- Permintaan tinggi muncul meski jam ini bersifat sementara, menyoroti protes Swiss terhadap kebijakan AS
Suara.com - Swatch, produsen jam tangan asal Swiss membuat desain yang menyindir tarif perang dagang Amerika Serikat terhadap negara asalnya.
Perusahaan membuat model jam tangan berbentuk 39 persen.
Adapun, posisi angka 9 ditempati oleh angka 3 di bagian kiri jam.
Sementara, posisi angka 3 diisi oleh oleh 9 di bagian kanan jam.
Pembuatan model ini dikarenakan Swiss mendapatkan tarif dagang 39 persen oleh Presiden Trump
Dilansir CNN International, Selasa (16/9/2025), tarif tersebut menjadi salah satu yang tertinggi yang ditetapkan oleh Trump di seluruh dunia.
Hal ini menimbulkan keterkejutan dan kekecewaan di Swiss, produsen terkemuka jam tangan mewah dan barang-barang mewah lainnya.
Swatch mengatakan bahwa jam tangan ini bertujuan untuk menjadi produk yang berumur pendek.
"Karena begitu AS mengubah tarifnya untuk Swiss, kami akan segera menghentikan penjualan jam tangan ini," kata juru bicara tersebut.
Baca Juga: Spesifikasi Apple Watch Series 11 yang Rilis Bareng iPhone 17, Ada Pendeteksi Hipertensi
Juru bicara Swatch mengatakan permintaan jam tangan tersebut sangat tinggi.
Bahkan, harganya mencapai 450 dolar AS atau sekitar Rp 7,3 juta.
"Permintaan sangat tinggi sehingga kami terus memproduksi, Kita perlu menyadarkan pemerintah kita, yang tampaknya telah melupakan masalah ini," tandasnya.
Kecaman dari produsen itu bukan tanpa alasan. Lantaran Amerika Serikat adalah pelanggan terbesar jam tangan Swiss, dengan ekspor mencapai 5,4 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Berita Terkait
-
Usai Sri Mulyani Dicopot, Menkeu Purbaya Didesak Kembalikan Kepercayaan Publik
-
Berapa Tarif Listrik Terbaru Periode 8-14 September 2025? Berikut Rinciannya
-
Berapa Tarif Cukai Rokok 2025? Viral Isu PHK Massal Gudang Garam
-
Geger! Trump Ubah Departemen Pertahanan AS Jadi Departemen Perang
-
Pengeluaran Ongkos Transportasi Warga Bekasi dan Depok Paling Mahal di Dunia
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM