- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik tajam terhadap fenomena dana daerah yang mengendap dalam jumlah besar di akhir tahun anggaran.
- Purbaya menilai kondisi ini menunjukkan rendahnya efektivitas pengelolaan keuangan, sekaligus menghambat laju perekonomian di daerah.
- Purbaya secara khusus menyoroti Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sebagai contoh ekstrem.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik tajam terhadap fenomena dana daerah yang mengendap dalam jumlah besar di akhir tahun anggaran. Purbaya menilai kondisi ini menunjukkan rendahnya efektivitas pengelolaan keuangan, sekaligus menghambat laju perekonomian di daerah.
Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual itu, Senin (20/10/2025). Purbaya secara khusus menyoroti Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sebagai contoh ekstrem. Daerah kaya minyak dan gas ini disebut-sebut menyisakan dana tak terpakai lebih dari Rp3 triliun di kas daerah.
Menkeu Purbaya mempertanyakan tujuan pemerintah daerah yang cenderung menimbun dana hingga menciptakan surplus besar. Menurutnya, hal ini menyalahi fungsi fiskal daerah.
“Kalau Pemda tujuannya bukan untuk menabung, tapi meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tegas Purbaya.
Ia menyayangkan dana yang seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi, terutama di daerah kaya potensi seperti Bojonegoro yang memiliki kontribusi besar dari migas ExxonMobil, justru "mati suri" di bank.
Perdebatan sempat terjadi saat Purbaya menanyakan apakah dana surplus tersebut boleh ditarik oleh pemerintah pusat. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Askolani, menjawab bahwa dana tersebut sah sebagai simpanan daerah.
Namun, Purbaya kembali menekan, "Kalau kaya Bojonegoro ada sekian triliun nggak di pake lebih dari Rp3 triliun tidak terpakai di akhir tahun, mau diapain?"
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang hadir dalam rapat tersebut membenarkan bahwa pemerintah daerah diarahkan untuk mencapai anggaran surplus sebagai cadangan.
“Target semuanya kita harapkan surplus supaya pendapatannya lebih banyak daripada belanja,” jelas Tito.
Baca Juga: Intip 6 Gaya Batik Menkeu Purbaya, dari Si Biru Andalan Sampai Motif Parang Buat Temui Sosok Spesial
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Meski Dihantam Aksi Ambil Untung, IHSG Ditutup Tetap di Level 8.600
-
HUT BRI ke-130: Healing & Belanja Jadi Lebih Ringan, Diskon hingga Jutaan Rupiah
-
Gimana Cara Baca QRIS yang Benar Menurut Bank Indonesia? Jadi Omongan Sepanjang Tahun
-
Dinikmati Orang Super Kaya, Menkeu Purbaya Akan Atur Ulang Skema Subsidi
-
Usai Ancam Dibekukan, Purbaya Akan 'Pelototi' Kinerja Bea Cukai Langsung di Pelabuhan
-
Cadangan Devisa Meningkat, Bikin Rupiah Kembali Bangkit Lawan Dolar Amerika
-
Target 2026: Kementerian ESDM dan Danantara Matangkan Uji Kelayakan 18 Proyek Hilirisasi
-
DEWA Milik Bakrie Terkoreksi, Divestasi Besar Andhesti Tungkas Pratama Penyebabnya?
-
Kementerian ESDM: Listrik di Aceh akan Pulih Kembali Sabtu Besok!
-
BRI Peduli Tanggap Bencana: Cepat Salurkan Paket Bantuan ke Titik Banjir Sumatera