Suara.com - Di Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat, matahari turun lebih cepat dari daerah biasanya. Dulu ketika senja terbenam, aktivitas warga pun turut berhenti. Gelap menelan jalan setapak dan satu-satunya cahaya hanya mengandalkan sinar rembulan dan lampu minyak yang berasap. Tapi, malam itu berbeda, rumah-rumah kayu di lereng pegunungan telah memancarkan cahaya hasil dari aliran air yang diolah menjadi listrik oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Anggi. Warga bersorak gembira, berlarian di depan rumah sambil menatap cahaya yang baru mereka kenal yaitu “Listrik”.
Bagi masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), listrik bukan hanya soal penerangan, listrik adalah awal dari perubahan besar yang selama ini mereka nantikan. Ketika arus listrik mengalir, industri akan berputar, rumah sakit dapat beroperasi, dan pelajar bisa belajar dari rumah.
Listrik menjadi jembatan antara keterpencilan dan kemajuan. Arus yang mengalir di kabel-kabel kecil itu bukan sekadar energi, melainkan harapan bahwa setiap sudut negeri, seberapapun jauhnya di sana punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Piti Inyomusi, salah satu warga Anggi mengaku masih ingat betul ketika bola lampu di rumahnya nyala untuk pertama kali. Kini, anak-anak dapat belajar lebih lama di malam hari. Mereka tak lagi mengantuk karena belajar di bawah lampu minyak. Ia berharap, anak-anak Anggi dapat bersaing dengan anak-anak di distrik lain.
“Dengan lampu seperti ini, anak-anak kami bisa belajar, pintar, bersaing dengan distrik lain. Terima kasih, kami tetap NKRI,” tutur Piti Inyomusi.
Cerita serupa juga datang ratusan kilometer dari Papua Barat, di Desa Bandar Jaya, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Salah seorang warga bernama Ruslan mengatakan, untuk pertama kalinya, rumahnya terang benderang tanpa suara dengung genset karena listrik telah mengubah segalanya. Anak-anaknya yang dulu belajar dengan lampu redup dan istrinya yang harus berhenti menjahit karena bahan bakar habis, kini listrik mengubah segalanya.
“Sebelumnya saya pakai genset. Enam jam satu liter bensin, jadi jam sepuluh malam sudah gelap lagi, anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, saya bisa istirahat dengan tenang,” ucap Ruslan.
Baginya, listrik bukan sekadar sumber cahaya yang mengusir gelap, namun tanda dimulainya babak baru dalam hidup, sesuatu yang dulu hanya bisa ia bayangkan dari cerita orang kota. Ketika lampu di rumahnya untuk pertama kali menyala, ada rasa haru yang menyelimuti dan sulit dijelaskan. Cahaya itu bukan hanya menerangi ruangan, namun menyalakan harapan bahwa hari esok bisa lebih baik dari hari kemarin.
Dari deru air di Pegunungan Arfak hingga senyum Ruslam di Musi Banyuasin merupakan wujud nyata program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dan Listrik Desa (Lisdes). Kedua program tersebut menjadi penopang utama perubahan di dua ujung negeri itu. Melalui program inilah pemerintah berkomitmen mewujudkan keadilan energi: menghadirkan listrik bagi semua tanpa terkecuali.
Menjelang peringatan Hari Listrik Nasional (HLN) yang ke-80 pada 27 Oktober, PLN juga menggagas program baru yang bertajuk “Berbagi Cahaya, Menumbuhkan Harapan”. Program ini merupakan wujud kepedulian PLN terhadap masyarakat prasejahtera di berbagai daerah. Bantul menjadi lokasi pembuka rangkaian program ini, yang nantinya akan menyasar lebih dari 8.000 keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa bantuan sambungan listrik ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Inisiatif ini lahir dari semangat PLN untuk memastikan setiap rumah di Indonesia dapat merasakan manfaat terang, tanpa ada yang tertinggal. Tak hanya itu, program ini tentunya juga sejalan dengan arahan Presiden dan Menteri ESDM.
“Bagi saudara-saudara kita yang belum berkecukupan, listrik sebenarnya sudah tersedia di depan rumah, tiang dan kabel berdiri, jaringan siap. Namun keterbatasan biaya membuat mereka belum mampu melakukan sambungan baru. Melalui program ini, PLN hadir menjembatani jarak antara ketersediaan dan kemampuan agar seluruh masyarakat dapat menikmati listrik,” ujar Darmawan.
Darmawan menegaskan bahwa kolaborasi antara PLN dan Pemerintah Daerah menjadi kunci utama dalam memperluas akses listrik serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok negeri.
“Ini bukan hanya investasi untuk dunia, tapi juga untuk akhirat. Dari lubuk hati terdalam, kami bekerja siang malam agar seluruh rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat listrik,” tegasnya.
Dengan adanya listrik, perubahan besar dapat terjadi. Taraf hidup akan meningkat, ekonomi akan tumbuh, serta lapangan kerja baru akan tercipta.
Berita Terkait
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
BYD Berharap Ada Insentif Mobil Listrik Awal Tahun Depan, Demi Jaga Momentum
-
PLTU Labuhan Angin dan Pangkalan Susu Tetap Beroperasi di Tengah Banjir Sumut
-
MAB Gandeng Solarky untuk Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
Terkini
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026