- Nilai tukar menguat, 0,16 persen dari penutupan sebelumnya Rp 16.629 per dolar AS.
- Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi berbarengan dengan menguatnya mata uang negara lain di Asia.
- Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 tumbuh lebih tinggi turut membuat rupiah perkasa.
Suara.com - Nilai tukar rupiah menguat pada penutupan perdagangan hari ini Jumat (24/10/2025). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.10 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.602 per dolar Amerika Serikat (AS).
Mata uang garuda menguat, 0,16 persen dari penutupan sebelumnya Rp 16.629 per dolar AS. Sedangkan Kurs Jisdor BI menempatkan rupiah berada di level Rp16.645.
Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi berbarengan dengan menguatnya mata uang negara lain di Asia. Misalnya rupee India yang menguat 0,11 persen, won Korea Selatan yang menghijau 0,06 persen, ringgit Malaysia naik 0,07 persen, yen Jepang menguat 0,18 persen dan dolar Singapura menguat 0,09 persen.
Selain itu, baht Thailand juga menguat 0,02 persen, dolar Hongkong menguat 0,02 persen dan yuan China juga perkasa 0,07 persen pada petang ini.
Namun beberapa mata uang Asia lainnya bergerak ke arah berlawanan. Contohnya peso Filipina terkoreksi 0,04 persen dan dolar Taiwan terdepresiasi 0,03 persen.
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat disebabkan faktor internal dan eksternal.
Di eksternal disebabkan oleh Presiden Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan minggu depan. Hal ini memicu harapan akan mencairnya hubungan perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia.
"Para pedagang juga bersikap hati-hati menjelang penundaan rilis indeks harga konsumen (IHK) AS untuk bulan September, sebuah indikator kunci untuk prospek kebijakan Federal Reserve," katanya.
Sedangkan di internal, Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 tumbuh lebih tinggi turut membuat rupiah perkasa.
Baca Juga: Satu Tahun Kinerja Prabowo - Gibran, Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS
Dalam laporan BI disebutkan pertumbuhan M2 pada September 2025 sebesar 8,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 sebesar 7,6 persen (yoy) sehingga tercatat Rp9.771,3 triliun.
"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 6,2 persen (yoy). Kemudian perkembangan M2 pada September 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat ," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
WSBP Catat Kontrak Baru Rp1,3 Triliun hingga November 2025, Perkuat Transformasi Bisnis dan Keuangan
-
Fenomena Flying Stock COIN: Adik Prabowo Masuk, Saham Sudah Terbang 3.990 Persen Pasca IPO
-
Dari Industri Kripto untuk Negeri: Kolaborasi Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Sumatera
-
Lama Tak Ada Kabar, Sri Mulyani Ternyata Punya Pekerjaan Baru di Luar Negeri
-
Waspada BBM Langka, ESDM Singgung Tambahan Kuota Shell, Vivo, BP-AKR 2026
-
Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo
-
COIN Siap Perkuat Transparansi dan Tata Kelola Industri Kripto Usai Arsari jadi Investor Strategis
-
Alasan Arsari Group Pegang Saham COIN
-
Survei: Skincare Ditinggalkan, Konsumen Kini Fokus ke Produk Kesehatan
-
IHSG Rebound Balik ke 8.700, Cek Saham-saham yang Cuan