-
Kinerja Permata Bank positif dengan pertumbuhan kredit 5,4% YoY dan PPOP meningkat 4,9% menjadi Rp 5 triliun.
-
Fundamental kuat dan transformasi digital mendukung pertumbuhan berkelanjutan serta penguatan hubungan dengan nasabah.
-
Kualitas kredit terjaga sehat dengan NPL 2,1% dan rasio cakupan kredit bermasalah yang memadai
Suara.com - Bank Permata Tbk (“Permata Bank”) mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.
Hal itu terlihat dari penyaluran kredit tumbuh 5,4 persen YoY menjadi Rp 158,9 triliun.
Dari sisi kinerja operasional, Laba Bersih Sebelum Pencadangan (PPOP) meningkat 4,9 persen YoY menjadi Rp 5,0 triliun.
Sebagai bagian dari Bangkok Bank, Permata Bank terus memperkuat posisinya sebagai mitra finansial terpercaya melalui inovasi produk dan digitalisasi layanan.
Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli mengatakan, kinerja positif Permata Bank sepanjang sembilan bulan ini menjadi landasan penting bagi perjalanan Bank menuju fase pertumbuhan selanjutnya.
"Pencapaian ini mencerminkan ketangguhan dan komitmen kami untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Dengan fundamental yang kuat, dukungan penuh dari Bangkok Bank, serta kepercayaan nasabah yang terus meningkat, mendorong perbankan ini memperkuat fondasi bisnis yang sehat, memperdalam hubungan dengan nasabah, dan memperkuat posisi sebagai Bank pilihan utama di setiap segmen.
Berbekal fokus pada pertumbuhan berkelanjutan, transformasi digital, dan penguatan budaya kolaboratif.
"Kami optimis dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan sekaligus memperkuat kontribusi bagi perekonomian nasional," bebernya.
Baca Juga: Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Kata dia, menghadapi kondisi dinamika ekonomi global dan domestik yang semakin dinamis serta tantangan yang perlu dihadapi, Permata Bank melanjutkan penerapan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas bisnis, khususnya dalam penyaluran kredit.
Selain itu, optimalisasi struktur neraca secara konsisten dilakukan untuk menjaga tingkat likuiditas di level yang memadai.
Rasio Loan-to-Deposit (LDR) tercatat sebesar 80,9 persen pada kuartal III tahun 2025.
"Total Aset Bank tumbuh sebesar 5,7 persen YoY menjadi Rp 269,3 triliun pada posisi September 2025 dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2024," katanya.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat 6,9 persen YoY menjadi Rp 195,9 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 17,3 persen.
Rasio CASA Bank pun tercatat naik menjadi 60,5 persen, dibandingkan 55,1 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Berita Terkait
-
Permata Bank Rombak Jajaran Direksi: Eks CIO HSBC India Jadi Amunisi Baru!
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini
-
Laporan Keuangan: BBRI Berhasil Jaga Basis Pendanaan, Laba Naik 6 Persen
-
Antam Raup Pendapatan Rp 59 Triliun
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro
-
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Kini Tinggal Rp 7.079 Triliun
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun
-
Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika
-
CIMB Niaga Mau Pisahkan Unit Usaha Syariah Jadi BUS
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram