Bisnis / Makro
Sabtu, 08 November 2025 | 19:32 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mencetak rekor tertinggi pada pekan pertama November 2025. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Kapitalisasi pasar saham Indonesia (market cap) turut tumbuh ke level Rp15.316 triliun pada pekan ini.
  • Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian senilai Rp17,54 triliun pada pekan ini.
  • Lima perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar, berada dalam pipeline (antrean) untuk melangsungkan initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Suara.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh "all time high" atau level tertinggi sepanjang masa yakni di angka 8.394,59 pada penutupan perdagangan bursa, Jumat sore kemarin (7/11/2025)

Seiring dengan itu, kapitalisasi pasar saham Indonesia (market cap) turut tumbuh ke level Rp15.316 triliun pada pekan ini.

"Peningkatan ini turut dialami oleh IHSG, yaitu sebesar 2,83 persen dengan ditutup pada level 8.394,59, naik dari posisi 8.163,87 pada pekan lalu. Hal tersebut, menjadikan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah," ujar Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

Pada pekan ini, rata-rata frekuensi transaksi harian (RNTH) pasar saham Indonesia sebanyak 2,16 juta kali transaksi, dengan rata-rata volume transaksi harian sebanyak 27,06 miliar lembar saham.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian senilai Rp17,54 triliun pada pekan ini.

Pada pekan ini, terdapat pencatatan perdana saham atau IPO oleh PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) sebagai perusahaan ke-24 yang tercatat di BEI selama 2025.

Melalui IPO, PJHB meraih dana segar senilai Rp158,40 miliar yang akan digunakan untuk belanja modal (capex) pembelian tiga kapa jenis landing craft tank (LCT).

Kemudian, terdapat juga pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap III Tahun 2025 oleh PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dengan total nilai nominal Rp1,5 triliun.

Sepanjang pekan, terdapat pencatatan dua obligasi dan satu sukuk di BEI, yakni pencatatan Obligasi Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap III senilai Rp750 miliar dan Obligasi USD Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap III senilai 17.172 dolar AS.

Baca Juga: IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial

Kemudian, penerbitan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II OKI Pulp & Paper Mills Tahap III Tahun 2025 senilai Rp750 miliar.

5 Perusahaan Akan IPO

Sementara itu BEI mengungkapkan terdapat lima perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar, berada dalam pipeline (antrean) untuk melangsungkan initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Selain itu, terdapat enam perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar dan dua perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp50 miliar berada dalam antrean IPO.

"Hingga saat ini, (total) terdapat 13 perusahaan dalam pipeline (antrean) pencatatan saham BEI," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sampai 7 November 2025, Nyoman mengungkapkan sebanyak 24 perusahaan telah melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan dana dihimpun mencapai Rp15,21 triliun.

Load More