- Menjelang akhir 2025, nilai tukar rupiah melemah signifikan di kisaran Rp16.600–Rp16.700, melampaui target APBN Rp16.000.
- Pelemahan rupiah disebabkan faktor global (suku bunga The Fed) dan domestik (persepsi fundamental ekonomi Indonesia).
- Bank Indonesia secara aktif melakukan intervensi pasar untuk menjaga stabilitas kurs rupiah meskipun pelemahan masih terjadi.
Sepanjang 2025, titik terendah Rupiah tercatat pada awal April. Ketika itu beberapa lembaga menyebut bahwa 1 dolar AS sudah mencapai Rp 17.000, meski pelemahan itu tak berlangsung lama karena intervensi BI.
Kala itu rupiah anjlok karena faktor tarif dagang AS yang memicu ketidakpastian global, sementara di dalam negeri penerimaan pajak dilaporkan lesu dan jauh dari harapan.
Apakah pelemahan ini akan terulang kembali di akhir tahun dan di masa depan?
"Soal kemungkinan rupiah menembus Rp17.000 per dolar AS di akhir tahun, skenario tersebut tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan, tetapi juga bukan baseline utama," kata Rizal.
Menurut dia, rupiah yang bisa saja tembus Rp17.000 itu biasanya mencerminkan kombinasi tekanan global yang sangat kuat misalnya lonjakan imbal hasil US Treasury.
"Apalagi, penguatan dolar yang agresif, atau sentimen risiko global yang memburuk tajam," bebernya.
Namun, dia meyakini bahwa fundamental Indonesia saat ini masih relatif terjaga. Hal itu terlihat dari cadangan devisa memadai, inflasi terkendali, dan defisit transaksi berjalan masih dalam batas aman.
"Pelemahan rupiah cenderung bersifat volatilitas jangka pendek, bukan krisis nilai tukar. Artinya, tembus Rp17.000 lebih tepat dilihat sebagai risiko (risk scenario), bukan proyeksi utama," bebernya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui, nilai tukar rupiah saat ini terus mengalami pelemahan. Kendati begitu, ia memastikan, BI secara terus berusaha mengambil kebijakan supaya pelemahan yang terjadi terhadap kurs rupiah itu bergerak stabil.
Baca Juga: Rupiah Kokoh Lawan Dolar AS pada Hari Ini, Tembus Level Rp 16.646
"Alhamdulillah memang melemah rupiah kita, tapi kita jaga stabil, dan relatif stabil dibanding negara lain," kata Perry saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Senin (17/11/2025).
Dia menambahkan BI pun terus melakukan intervensi kepada rupiah agar tetap stabil. Apalagi, BI terus memanfaatkan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas kurs rupiah hingga saat ini melalui kebijakan intervensi di pasar domestik maupun luar negeri.
"Kami mati-matian, kami intervensi secara tunai, bisa juga secara forward. Kami itu tidak pernah berhenti, intervensi tidak hanya di dalam negeri tapi juga di seluruh dunia, pasar Asia, Eropa, Amerika, kami terus-terusan intervensi," tegas dia.
Bagaimana ke depan?
Rizal menyarankan kepada pemerintah agar berkoordinasi dalam mengelola fiskal dan berpikir jangka panjang.
"Agar rupiah lebih stabil dan cenderung menguat, kuncinya bukan sekadar intervensi jangka pendek, melainkan konsistensi kebijakan makro. Pertama, koordinasi fiskal–moneter harus kuat: kebijakan suku bunga dan likuiditas Bank Indonesia perlu sejalan dengan disiplin fiskal agar tidak menimbulkan persepsi risiko," katanya.
Berita Terkait
-
Rupiah Justru Melempem ke Level Rp 16.667 Setelah BI Tahan Suku Bunga
-
Rupiah Berbalik Menguat, Dolar Amerika Serikat Loyo Sentuh Level Rp16.667
-
Rupiah Melorot Lagi Hari Ini ke Level Rp 16.691
-
Rupiah Terus Tertekan, Dolar AS Makin Kuat Sentuh Level Rp16.678
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Senis Sore, Antisipasi Kebijakan Suku Bunga BI
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina
-
ESDM Mulai Pasok 16.000 LPG 3 Kg ke Banda Aceh
-
Profil PT Mayawana Persada, Deforestasi Hutan dan Pemiliknya yang Misterius
-
Mendag Lepas Ekspor Senilai Rp 978 Miliar dari 8 Provinsi