Suara.com - Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu jenis penyakit jantung, penyakit penyebab kematian yang paling banyak di dunia. Namun, disampaikan dr. Antono Sutandar, SpJP(K) selaku Wakil Chairman Siloam Heart institute (SHI), penyakit jantung bukan hanya PJK. Ada banyak jenis penyakit jantung lainnya, dan yang paling banyak diidap adalah kelainan irama jantung dan PJK.
Gangguan irama jantung atau Atrial Fibrilasi (AF) merupakan keiainan irama jantung kamar atas (atrium). Salah satu gejala AF yang paling mudah dikenali, kata dr. Antono adalah detak jantung yang tidak teratur secara tiba-tiba meski seseorang tidak sedang menjalani aktivitas tertentu.
"Detak jantung ini bisa cepat, lambat, atau kombinasi cepat dan lambat. Kalau detak jantung 120 per menit dalam kondisi tidak ada aktivitas harus diwaspadai," ujar dr. Antono pada temu media di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Selasa (30/1/2018).
Ia menambahkan, jika gangguan irama jantung itu cepat dapat disertai dengan keluhan gagal jantung, seperti sesak napas dan cepat lelah. Jika lambat disertai dengan keluhan seperti mau pingsan dan kehilangan kesadaran sementara.
"Pencetus kelainan irama jantung dapat berupa kelainan tiroid, kelainan atrium yang membesar akibat hipertensi, kelainan katup jantung, atau jantung yang lemah; dan sebagian kecil disebabkan oleh kelainan genetik,” tambah dia.
Sedangkan PJK, lanjut dr. Antono lebih disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner jantung yang membuat jantung kekurangan oksigen dan nutrisi untuk memompa darah. Penyempitan atau penyumbatan ini terjadi karena adanya proses penumpukan lemak di dinding pembuluh darah yang berlangsung secara bertahap.
"Keluhan penderita penyakit jantung koroner bervariasi, umumnya berupa nyeri dada yang dirasakan di daerah bawah tulang dada agak ke sebelah kiri dengan rasa seperti beban berat, ditusuk-tusuk, rasa terbakar yang kadang menjalar ke rahang, lengan kiri, dan ke belakang punggung, serta disertai keringat yang banyak,” tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Maizul Anwar, SpBTKV selaku chaiman SHI mengatakan, untuk mengatasi penyakit jantung koroner, dapat dilakukan pemasangan stent atau Percutaneous Coronary intervention (PCI) untuk melebarkan penyempitan pembuluh darah koroner jantung. Tindakan ini dilakukan melalui kateterisasi.
Baca Juga: MPR Apresiasi Jokowi Temui Pengungsi Rohingya di Asia Selatan
"Jumlah stent yang dipasang bergantung pada kondisi penyempitan pembuluh darah pasien. Tindakan ini biasanya dilakukan ketika obat-obatan sudah tidak bisa melebarkan pembuluh darah yang menyempit," tambah dia.
Namun pada kondisi dimana jumlah pembuluh darah yang menyempit terlalu banyak, dr. Maizal menganjurkan tindakan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) untuk membuat pembuluh darah baru.
"Pembuluh darah baru akan melewati pembuluh darah koroner yang menyempit sehingga otot-otot jantung mendapat pasokan darah yang cukup untuk kebutuhan kerja jantung,” tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara