Suara.com - Tumor raksasa tumbuh di rahim seorang perempuan asal Singapura berusia 53 tahun. Tumor raksasa ini diketahui memiliki berat 28 kg dengan panjang 64 cm.
Kasus langka tumor raksasa tersebut diterbitkan dalam jurnal BMJ Case Reports, dan ditulis Dr. Poh Ting Lim, dokter spesialis kandungan dari KK Women's and Children's Hospital di Singapura.
Tim dokter dari Singapura kemudian memindahkan tumor raksasa abnormal yang dikenal sebagai fibroid uterus raksasa dari rahim pasien melalui prosedur bedah operasi.
Tumor raksasa fibroid memang dapat tumbuh di rahim secara bertahap. Pada banyak kasus, fibroid tidak memiliki gejala berarti, namun dapat menyebabkan pendarahan yang berlebih selama menstruasi, rasa sakit saat berhubungan seksual, sering buang air kecil atau perasaan kenyang di perut bagian bawah.
Sementara pada pasien tersebut dilaporkan, ia kerap mengalami sesak napas baik ketika bergerak atau saat berbaring, yang disebabkan oleh tumor raksasa di rahimnya.
Pasien juga selalu merasa kesulitan bernafas selama enam bulan terakhir karena udara tidak bisa mencapai ke paru-paru dengan benar.
Fibroid sebenarnya merupakan kasus yang umum terjadi pada perumpuan usia reproduksi. Tetapi pertumbuhan tumor raksasa fibroid merupakan kasus yang sangat jarang terjadi.
Tumor raksasa fibroid terbesar yang telah tercatat adalah fibroid seberat 63,3 kg dan dikeluarkan dari pasien yang sudah meninggal dunia di tahun 1888.
Sementara tumor raksasa fibroid terbesar yang pernah diangkat dari pasien hidup memiliki berat 45,5 kg dan pasien berhasil selamat dari prosedur operasi tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat