Suara.com - Gempa dan tsunami yang melanda kota Palu, Sulawesi Tengah, bisa menyebabkan masalah kesehatan mental bagi para korban dan pengungsi. Pakar mengatakan, korban tsunami dan gempa Palu dan Donggala berisiko mengalami trauma psikologis.
Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth, mengatakan diagnosis seseorang mengalami trauma psikologis hanya bisa dilakukan oleh tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater. Namun demikian, ada beberapa gejala trauma psikologis yang bisa terlihat, sehingga korban bisa mendapat rujukan untuk perawatan.
"Gejala trauma psikologis biasanya muncul selama lebih dari satu bulan semenjak terjadinya bencana alam terjadi," ujar Veronica, saat dihubungi Suara.com, baru-baru ini.
Dijelaskan Veronica, gejala trauma psikologis yang paling mudah terlihat adalah perubahan suasana dan mood korban. Korban bisa saja teringat kembali kejadian saat terjadinya gempa dan tsunami secara terus menerus dan terjadi di keseharian tanpa pemicu.
"Misalnya, tiba-tiba saja teringat kejadian gempa dan merasakan sedih, putus asa, ketakutan, dan tubuh bergetar," urai Veronica.
Pada anak kecil, gejala trauma psikologis ini dapat muncul ketika sedang bermain. Salah satu contohnya adalah memunculkan tema cerita atau simbol-simbol terkait gempa dan tsunami yang mereka alami.
Korban gempa dan tsunami juga rentan mengalami mimpi buruk terkait bencana alam yang mereka alami. Hal ini akan mmembuat perasaan mereka tidak nyaman, sedih, frustasi, bahkan takut dan terancam.
Sekali lagi, dampak trauma psikologis ini akan lebih berat dirasakan pada anak-anak. Mereka bisa saja menangis atau mengompol akibat mimpi buruk dan rasa takut yang dialami.
Dalam jangka panjang, trauma psikologis yang tidak ditangani dapat menimbulkan masalah serius. Korban gempa dan tsunami akan lebih sering berada dalam kondisi emosi negatif, mudah marah, cemas, dan panik yang berlebihan.
Baca Juga: Perjuangan ACT Bebaskan Anak-anak dari Trauma Gempa Lombok
"Mereka juga akan kehilangan semangat, sulit konsentrasi, hingga tidak mau bekerja, merawat diri, dan bersosialisasi," tutupnya.
Berita Terkait
-
Bantu Pulihkan Listrik Palu, Pertamina Salurkan Ribuan Liter BBM
-
Ini Dia Lokasi Pemakaman Massal Korban Gempa Palu-Donggala
-
Pemakaman Massal Korban Gempa Palu-Donggala Dilakukan Hari Ini
-
Gempa Palu, Ribuan Pengungsi Bertahan di Halaman Mapolda Sulteng
-
Kemendagri Buka Posko Layanan Pemerintah di Palu
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia