Suara.com - Bawang bombay bukan sekadar bumbu penyedap sambal dan masakan. Pakar mengatakan bawang bombay ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Apa saja? Dilansir HiMedik dari Medical Daily, berikut deretan manfaat bawang bombay bagi kesehatan:
1. Vitamin C
Victoria Jarzabkowski, ahli gizi dari Fitness Institue of Texas di University of Texas, mengatakan bahwa bahwa bawang bombay adalah sumber vitamin C yang sangat baik.
"Selain sebagai sumber vitamin C, bawang ini mengandung senyawa sulfur, flavonoid, dan phytochemical. Diperkirakan bawang bombay mengandung hanya 45 kalori per sajian dan tidak mengandung lemak," ujarnya.
2. Turunkan risiko kanker
Penelitian tahun 2017 dari University of Guelph mengatakan bawang bombay mengandung quercetin dan anthocyanin dalam jumlah tinggi yang sangat baik untuk membunuh sel kanker. M
enurut Abdulmonem Murayyan, pemimpin studi, bawang bombay bisa mematikan sel kanker.
3. Bakteri baik
Mengonsumsi bawang bombay dapat membantu mempertahankan bakteri baik di usus kita. Ini karena bawang juga mengandung serat prebiotik yang menjadi sumber makanan bagi bakteri, menurut sebuah studi pada 2018 dari King's College London.
Baca Juga: Transaksi Seks, Vanessa Angel Dijual 6 Mucikari sampai ke Singapura
Selain bawang, sayuran juga mengandung senyawa yang disebut fructo-oligosaccharides yang dapat merangsang pertumbuhan bifidobacteria yang menekan pertumbuhan bakteri yang berpotensi berbahaya di usus besar," ungkap Joe Schwarcz, Ph.D., dari McGill University.
4. Kontrol gula darah
Kandungan Allium cepa pada ekstrak bawang bombay telah menunjukkan potensi dalam menurunkan glukosa darah tinggi ketika diuji dalam penelitian pada hewan.
Meskipun mekanismenya belum jelas, namun belerang dalam bawang bertanggung jawab mendorong peningkatan produksi insulin.
5. Jantung sehat
Kolesterol LDL dapat menumpuk di sepanjang dinding arteri. Penumpukan dapat menyebabkan gumpalan darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Kandungan phytochemical dalam bawang dapat mengurangi jumlah LDL dalam darah. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian pada hewan di mana levelnya mencapai 20 persen tanpa memengaruhi level HDL.
Himedik/Yuliana Sere
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis