Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, bahwa anak-anak bisa meninggal karena virus corona membuat berbagai negara menunda vaksin penting seperti polio hingga malaria.
Hal tersebut dinyatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam konferensi pers di kantor pusat badan Jenewa pada Senin (27/4/2020).
Melansir dari CNBC, setidaknya 21 negara melaporkan kekurangan vaksin akibat dari pembatasan negara karena pandemi Covid-19. "Realitas tragisnya adalah anak-anak akan mati sebagai akibatnya," kata Tedros.
"Sama seperti imunisasi yang telah ditunda di beberapa negara, layanan perawatan kesehatan untuk penyakit lain, seperti malaria, telah terganggu," tambahnya.
Pihak WHO mencatat bahwa jumlah kasus malaria di Afrika sub-Sahara dapat berlipat ganda. Tedros mendesak negara-negara anggota untuk membantu memastikan program vaksinasi didanai penuh.
Ia menambahkan, bahwa Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi akan membutuhkan 7,4 miliar USD untuk mengimunisasi 300 juta anak dengan 18 vaksin pada tahun 2025.
"Ketika cakupan vaksinasi turun, lebih banyak wabah akan terjadi (pada anak-anak)," kata Tedros.
Melansir dari CNN, Edith Bracho-Sanchez seorang dokter anak di perawatan primer dan asisten profesor pediatri Universitas Columbia Irving Medical Center menyatakan pandemi akan memengaruhi kesehatan anak-anak.
"Meskipun anak-anak tidak terkena dampak langsung dari penyakit tersebut, kesehatan mereka tidak diragukan lagi akan dipengaruhi oleh realitas baru kita," kata dokter Sanchez pada CNN.
Baca Juga: Radang Tenggorokan Jadi Gejala Covid-19? Ini Kata Pakar
Ia menambahkan, sebelum Covid-19 kliniknya di New York selalu dipenuhi anak-anak yang datang untuk pemeriksaan, vaksin, dan pengobatan penyakit ringan.
"Orang tua biasanya selalu melakukan cek kesalahan dengan membawa anak-anak mereka segera ketika merasa sakit daripada harus menunggu di rumah," kata dia.
Tetapi pandemi telah mengubah segalanya. Orangtua sekarang takut untuk mengurus beberapa kebutuhan kesehatan dasar anak-anak mereka dan datang ke rumah sakit.
"Dampak penuh dari keterlambatan vaksinasi dan keterlambatan dalam perawatan sulit pada anak mungkin akan memicu datangnya penyakit yang berisiko pada anak-anak," ujar dokter Sanchez.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan