Suara.com - Sejumlah temuan efek samping vaksin COVID-19 kembali diungkap oleh peneliti. Kali ini, efek samping berasal dari jenis vaksin mRNA, seperti vaksin Pfizer dan Moderna.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengungkap, pria muda yang disuntik vaksin mRNA berisiko mengalami kasus inflamasi jantung yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dilansir ANTARA, lebih dari separuh dari kasus miokarditis dan perikarditis yang dilaporkan ke Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin AS setelah pasien divaksin, baik dengan vaksin Pfizer/BioNTech maupun Moderna, adalah pada orang berusia antara 12-24 tahun, kata CDC. Kelompok usia itu menyumbang kurang dari sembilan persen dari dosis yang diberikan.
"Jelas di situ ada ketidakseimbangan," kata wakil direktur dari Kantor Keamanan Imunisasi CDC, Dr. Tom Shimabukuro, dalam pemaparan di hadapan komite penasihat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) yang bertemu pada Kamis.
Ia mengatakan Datalink Keamanan Vaksin (VSD) --sistem monitor keamanan lainny-- menunjukkan peningkatan insiden peradangan jantung pada orang berusia 16-39 tahun yang telah mendapat suntikan dosis kedua dibandingkan dengan tingkat yang diawasi setelah dosis pertama.
Data terbatas memperlihatkan bahwa sebagian besar pasien --sedikitnya 81 persen dari mereka-- sembuh total dari gejala, kata Shimabukuro.
Pfizer dan Moderna tidak dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.
Kementerian Kesehatan Israel mengaku telah menemukan kemungkinan kaitan vaksinasi pada segelintir kasus miokarditis yang diawasi, terutama pada pria muda penerima vaksin COVID-19 Pfizer.
CDC menuturkan akan mengelar pertemuan Komite Penasihat Praktik Imunisasi pekan depan guna mengevaluasi bukti lebih lanjut sekaligus menilai risiko miokarditis menyusul vaksinasi mRNA untuk COVID-19.
Baca Juga: Hore! Pfizer Siap Sumbangkan 500 Juta Dosis Vaksin COvid-19 untuk Negara Miskin
Apa itu vaksin mRNA?
Banyak orang bertanya-tanya bagaimana bisa ilmuwan dapat mengembangkan vaksin Covid-19 dalam waktu kurang dari satu tahun.
Teknologi mRNA, yang relatif baru, mengandalkan untai sintetis kode genetik disebut messenger RNA untuk memperkuat sistem kekebalan. Sebelumnya, teknologi ini belum disetujui dalam pengembangan vaksin di dunia.
Maitreyi Shivkumar, ahli virologi dan dosen senior biologi molekuler di De Montfort University di Leicester, Inggris, mengatakan perkembangan ini dapat digunakan pada patogen lain di masa depan.
Berdasarkan Live Science, vaksin mRNA terinspirasi oleh biologi dasar.
Sekitar 30 tahun lalu, para ilmuwan menyadari mereka dapat mensintesis mRNA di laboratorium, mengirimkannya ke dalam sel manusia dan menggunakan tubuh untuk membuat protein, seperti protein yang dapat membantu melawan berbagai penyakit.
Berita Terkait
-
Vaksin mRNA Dituding Picu Kanker, Peneliti BRIN: Informasi Tak Berdasar!
-
Vaksin mRNA Sebabkan Kanker? Peneliti BRIN Buka Suara dan Ungkap Fakta Sebenarnya!
-
Penjualan Vaskin Covid Lesu, Moderna PHK 10 Persen Karyawan
-
Produsen Vaksin Covid-19 Pfizer Digugat Karena Dituding Sembunyikan Risiko dan Klaim Palsu Soal Efektivitas
-
Tingkatkan Cakupan Vaksinasi, Ini Cara Jitu Moderna Hilangkan Keraguan Terhadap Manfaat Vaksin mRNA
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa