Suara.com - Setelah tidak lagi berkecimpung lagi di politik, bekas Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir memilih tetap kritis terhadap gaduhnya dunia satu ini.
Dia menyebut ajang pesta demokrasi setiap lima tahun di Indonesia ini sebagai pestanya kaum kapitalis.
“Kira-kira Pilpres ini pestanya para kapitalis. Orang sowan, para capres dijamu para konglomerat. Jadi ini menurut saya tragis. Perlu ada pemikiran kembali, apakah demokrasi yang kita pilih ini salah atau benar," paparnya usai dimintai keterangan di KPK, Rabu (16/4/2014).
Dia juga menyebut hal yang sama pada Pemilu Legislatif (Pileg) karena adanya dugaan suap buat masyarakat untuk mencoblos calon tertentu.
"Jadi, rakyat kita ini disuap semuanya. Jadi kalau KPK hanya ada di satu institusi saja tidak cukup, harusnya ada di daerah-daerah, karena korupsi nantinya akan ada di daerah-daerah," ungkap Soetrisno.
Bahkan dia mengaku bertanya langsung kepada pemilih yang disuap saat menjelang pemilihan.
"Saya kemarin ke Bali, saya tanya ke beberapa pegawai, Anda milih apa? Saya untuk DPR-nya memlih partai ini. Untuk DPRD-nya memilih partai ini. DPD milihnya orang ini, lho kenapa beda-beda? Soalnya tarifnya beda-beda pak, ya kita pilih tarif yang paling tinggi," tutur Soetrisno.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!