Suara.com - Polres Pidie, Nangroe Aceh Darussalam, Jumat (2/5/2014) menangkap oknum wartawan Koran Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga memeras kepala SMP di daerah itu. Laki-laki bernama Zul ditangkap di sebuah SMP di Kecamatan Jangka Buya, Kabupaten Pidie Jaya.
Kapolres Pidie AKBP Sunarya mengatakan, modus yang dilakukan Zul adalah dengan mendatangi sejumlah SMP seraya mengaku sebagai penyidik KPK, bukan wartawan lalu meminta sejumlah uang kepada kepala sekolah.
"Dalam menjalankan aksinya, oknum tersebut mengaku sedang memeriksa proyek yang dibiayai APBN. Perbuatan Zul membuat sejumlah kepala sekolah resah. Pelaku dijerat pasal pemerasan dengan mengatasnamakan lembaga KPK," kata Sunarya.
Penangkapan ini mendapat apresiasi dari Aceh Movie Maker (AMM), lembaga penggiat film dokumenter di Aceh. "Kami memberi apresiasi dan mendukung langkah kepolisian menangkap oknum wartawan yang diduga melakukan pemerasan," kata Ketua AMM Ali Raban di Banda Aceh, Sabtu.
Ali Raban menegaskan, kepolisian harus mengusut tuntas kasus ini dan menyeret pelaku ke pengadilan, sehingga ada efek jera. Efek jera ini tidak hanya kepada pelaku, tetapi juga kepada oknum-oknum lain yang diduga berbuat serupa.
"Kepolisian jangan pernah ragu mengusut kasus pemerasan yang dilakukan oknum wartawan KPK. Wartawan bukanlah sosok kebal hukum. Kami juga mengingatkan agar pihak-pihak lain tidak mengintervensi kasus ini," ucapnya.
Ali Raban yang juga wartawan MetroTV menyebutkan, akibat praktik pemerasan oknum tersebut menyebabkan nama wartawan tercoreng. Masyarakat menilai seolah-olah semua wartawan pekerjaannya memeras. "Kami juga mengimbau kepala sekolah maupun elemen masyarakat lainnya yang merasa diperas oknum wartawan segera melapor kepada kepolisian. Praktik oknum seperti ini sudah mencoreng pekerjaan wartawan," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Kasus Baru, KPK Buka Penyelidikan Dugaan Korupsi Pelayanan Haji di BPKH
-
KPK Usut Hasil Sewa Apartemen Lukas Enembe, Kemana Mengalir Dana Korupsi Papua Rp1,2 T?
-
Segera Sidang, JPU KPK Limpahkan Perkara Eks Kepala Dinas PUPR Sumut Topan Ginting Dkk ke PN Medan
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis