Suara.com - Mahfud MD mengatakan dapat memahami beragam reaksi masyarakat terhadap sikap politiknya yang kini menjadi pendukung pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa di Pemilu Presiden 2014. Mahfud diangkat menjadi ketua tim sukses.
"Terimakasih, atas twit2 yang masuk, apa pun isinya. Setiap pendapat hrs dihargai. Setiap sikap hrs dihormati," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dalam Twitter, @mohmahfudmd.
Mantan calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan hidup dihadapkan pada pilihan yang tak dapat dihindari.
"Setiap pilihan ada risikonya, ada pendukungnya dan ada pencelanya," katanya.
Mahfud MD menyatakan diri menjadi pendukung pasangan Prabowo dan Hatta pada Kamis (22/5/2014) sore.
“Dengan bismillah, saya menyatakan kesiapan berjuang bersama pasangan Prabowo – Hatta,” kata Mahfud MD dalam konferensi pers di Jakarta.
Dalam pidato yang cukup panjang, Mahfud MD antara lain menyatakan bahwa keputusannya telah melalui perenungan dan mempertimbangkan berbagai masukan dari para kiai, murid, dan teman-teman.
Mahfud MD mengatakan ada yang mendukung pilihan politiknya, ada yang meminta untuk mempertimbangkan kembali, bahkan ada juga yang meminta netral di Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
“Saya serba dilematis, masa negarawan dan guru bangsa mau memihak dalam pilpres. Tapi saya segera sadari bahwa saya tidak pernah menganggap diri saya negarawan, tidak pernah menyebut diri guru bangsa. Terlalu tinggi bagi saya bila menganggap diri seperti itu. Saya tetaplah hanya pelaku politik yang ingin memperjuangkan keyakinan, kebenaran, penegakan hukum dengan pilihan saya, dengan pilihan politik yang bersih,” kata Mahfud MD.
Sebelum masuk ke tim Prabowo, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu adalah bakal calon presiden dari PKB. Namun karena suara PKB rendah di Pileg 9 April 2014, partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar tak jadi mengusungnya menjadi capres. Lalu, PKB pun bergabung ke koalisi yang dibangun PDI Perjuangan untuk mengusung Jokowi – JK.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara