Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan lebih dari 2,6 juta orang di seluruh Indonesia telah mengunduh (download) buku-buku kurikulum 2013 melalui website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Itu dari laporan sampai tadi pagi yang saya terima, sudah ada lebih 2,6 juta orang yang mengunduh buku kurikulum 2013 melalui web yang kita miliki," kata Mohammad Nuh saat peresmian 29 gedung sekolah se-Nusa Tenggara Barat (NTB), di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Sabtu (6/9/2014).
Selain layanan melalui situs di kementerian, untuk mempercepat proses penerapan kurikulum 2013, Nuh mengatakan pihaknya juga telah membagikan kepingan CD kepada seluruh sekolah.
Kendati demikian, pihaknya terus mendorong kepada perusahaan yang telah diberi tugas membuat buku kurikulum 2013 untuk secepatnya menyelesaikan dan mendistribusikannya ke seluruh daerah.
"Kita berharap satu atau dua minggu ini seluruhnya sudah sampai ke daerah. Tetapi, kalau bukunya belum datang proses belajar mengajar tidak boleh terhenti," kata Nuh.
Selain itu, pihaknya juga tidak akan melarang jika ada pemerintah daerah yang ingin memfotokopi buku-buku tersebut.
"Kita mempersilakan kalau ada pemerintah daerah seperti itu, termasuk para guru," ujarnya.
Ia menyebutkan, sudah lebih dari 1,3 juta orang guru telah mengikuti pelatihan penerapan kurikulum 2013. Bahkan, banyak di antara guru tersebut sudah mengerti dan memahami, dan telah diberikan penilaian. Namun, kalaupun belum mengerti, maka guru tersebut akan dilatih kembali.
"Jadi kalau ada guru yang belum paham ya dipahamkan, dilatih, dan mau tidak mau memang harus dilatih," katanya.
Akan tetapi kalau masih juga belum bisa, pihaknya telah menyiapkan klinik konsultasi pembelajaran (KKP), pihaknya akan memberikan pendampingan kepada guru yang belum paham.
Pihaknya memberikan kesempatan kepada para guru yang belum memahami untuk terus mengikuti program pendampingan hingga Oktober mendatang.
Karena itu, ia menolak jika dikatakan bahwa program kurikulum 2013 dinilai gagal, bahkan telah terjadi perbedaan antara sekolah swasta dan negeri, padahal menurutnya pemerintah telah berusaha memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik dan guru.
"Intinya bagi yang belum bisa akan terus diberi pendampingan sampai bisa, kalau kita menyerah, kapan akan bisanya, begitu juga dengan sekolah, tidak ada bedanya baik sekolah swasta maupun negeri, semua sama," kata Mohammad Nuh. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Dekorasi Natal Katedral Jakarta Tampil Sederhana, Gunakan Bahan Daur Ulang dan Wastra Nusantara
-
Mendagri dan sejumlah menteri pantau kesiapan ibadah Malam Natal 2025 di Jakarta.
-
Said Iqbal Tolak Kenaikan UMP Jakarta 2026 Rp5,73 Juta, Nilai Tak Cukupi Kebutuhan Hidup Layak
-
Magis Natal di Jantung Jakarta: Kala Bundaran HI Bersolek dalam Lautan Cahaya
-
Agenda Natal di Katedral Jakarta: Misa Pontifikal hingga Misa Lansia
-
Sampah Jadi Listrik Dinilai Menjanjikan, Akademisi IPB Tekankan Peran Pemilahan di Masyarakat
-
Wapres Gibran ke Jawa Tengah, Hadiri Perayaan Natal dan Pantau Arus Mudik Akhir Tahun
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025