Suara.com - Marcus Peter Volke, pelaku mutilasi Mayang Prasetyo, ternyata bukan seorang chef kapal pesiar seperti yang diberitakan sebelumnya. Rekan Volke memberikan kesaksian yang sama sekali berlawanan dengan laporan tersebut.
Menurut temannya itu, Marcus adalah seorang pekerja seks komersial (PSK). Ia berkenalan dengan Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah di sebuah rumah bordil terkemuka di Melbourne, Australia.
Lansiran Courier Mail, Marcus dan Mayang sama-sama bekerja di rumah bordil tersebut. Rumah maksiat itu bukan tempat kerja pertama Marcus. Sebelumnya, lelaki yang dengan sadis memotong Mayang dan merebusnya itu, juga pernah bekerja sebagai PSK di Kopenhagen, Denmark.
Semasa di Kopenhagen, Marcus memakai julukan "Heath XL" dan mengiklankan dirinya sebagai "pemuda seksi Australia yang ramah, santai, bijaksana, serta profesional.
"Saya sangat terbuka pada orang macam apapun, usia berapapun, dan latar belakang apapun, tapi jika Anda santai, serius, dan ramah, maka kita bisa cocok satu sama lain," bunyi iklan Marcus.
Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Marcus memiliki identitas ganda. Ia belum lama ini pindah ke Brisbane dari Melbourne bersama Mayang, yang juga bekerja sebagai PSK transgender dengan bayaran mencapai 500 dolar atau sekitar Rp6 juta per jam.
Alex Devantier, seorang kawan Marcus dan Mayang mengatakan, Marcus tidak pernah bekerja sebagai chef. Ia dan Mayang sengaja mengaku berprofesi sebagai chef untuk menutupi pekerjaan mereka yang sesungguhnya.
"Marcus bahkan tidak menceritakan soal kehidupan pribadinya kepada teman-teman dekatnya. Mereka berbohong kepada keluarga mereka, sehingga keluarga mereka tidak mengetahui pekerjaan apa yang sebenarnya mereka geluti," jelas Devantier kepada Daily Mail Australia.
Jadi, sebelum pindah ke Brisbane, Marcus dan Mayang sama-sama bekerja di Pleasure Dome, sebuah rumah bordil di Melbourne. Saat tinggal di Brisbane, keduanya menjalankan bisnis syahwat mereka secara mandiri.
Kesaksian rekan Marcus dan Mayang tersebut senada dengan pengakuan ibunda keduanya. Dorothy Volke, ibunda Marcus, mengaku tidak tahu apa yang terjadi pada kehidupan si anak. Menurut Dorothy, ia sudah tidak bertemu dengan putranya sejak 18 bulan yang lalu.
Sementara itu, ibunda Mayang, Nining Sukarni, mengatakan, hanya mengetahui bahwa Mayang bekerja di kapal pesiar dari laporan media. Nining juga mengaku tidak mengetahui apa pekerjaan Mayang sehingga bisa membiayai sekolah kedua adiknya di Lampung, Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah dibunuh oleh Marcus Peter Volke. Mayatnya dimutilasi dan sebagian potongan tubuhnya direbus oleh Volke.
Polisi menggerebek kediaman Volke setelah ada laporan tetangga yang mencium bau daging busuk dari apartemen si lelaki. Polisi menemukan sebagian potongan tubuh manusia sedang direbus di atas kompor.
Volke melarikan diri lewat pintu belakang dan nekat mengakhiri nyawanya dengan cara menggorok lehernya sendiri di tempat yang berjarak 100 meter dari TKP. (Courier Mail)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Prabowo Pastikan Hunian Tetap Dibangun, Korban Bencana Sumatra Dapat Huntara Lebih Dulu
-
Tragis! Tergelincir di Tikungan, Pemotor Tewas Seketika Disambar Bus Mini Transjakarta
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!