Anies Baswedan
Baca 10 detik
Pengumuman Kabinet Kerja yang berlangsung pada Minggu (26/10/2014)) menunjukkan komitmen Presiden Joko Widodo untuk memberi kepercayaan pada profesional mengemban jabatan strategis di kementerian.
Para profesional yang dipilih Jokowi dalam kementeriannya, antara lain Anies Baswedan, Andrinof Chaniago, Indroyono Soesilo, Sofyan Djalil, dan beberapa nama lainnya. Salah satu nama yang mencuat di kalangan profesional tersebut adalah Anies Baswedan.
Nama Anies sebelumnya mencuat karena kerap muncul dalam polling kabinet Jokowi-JK. Dalam polling tersebut nama Anies muncul di peringkat atas bersama beberapa profesional lain. Tanggapan mengenai ditaruhnya nama Anies dalam polling menteri sebelumnya ditanggapi positif oleh pengamat politik CSIS, Philips Vermonte, dalam rilis nama menteri usulan Indo Strategi bulan lalu.
“Saya rasa dia (Anies Baswedan) bisa bagus di mana saja,” ujar Philips, Senin (27/10/2014).
Pendapat senada dengan Philips juga hadir dari Anis Saggaf, Pembantu Rektor 1 Universitas Sriwijaya mengenai pengangkatan Anies sebagai menteri.
“Beliau berkeinginan memperbaiki pendidikan kita khususnya di level akar rumput. Saya yakin beliau tepat menjadi Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah. Kalau Anies menterinya pendidikan akan lebih maju,” ujar Anis Saggaf.
Anies sendiri menyatakan siap mengemban amanah menjadi menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah akan membawa perspektif baru dalam mengelola pemerintahan.
“Masalah pendidikan adalah masalah bersama. Saatnya ikut merasa memiliki masalah tersebut dan terlibat menjadi bagian dari solusi,” ungkap Anies.
Ia juga mengatakan bahwa dua kata kunci penting dalam kementeriannya nanti adalah transparansi dan kolaborasi dengan warga.
Anies lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Ia merupakan Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah yang ke-25.
Selama ini, ia dikenal sebagai seorang intelektual dan akademisi. Rektor Universitas Paramadina itu merupakan penggagas gerakan Indonesia Mengajar yang jaringannya tersebar di seluruh Indonesia.
Para profesional yang dipilih Jokowi dalam kementeriannya, antara lain Anies Baswedan, Andrinof Chaniago, Indroyono Soesilo, Sofyan Djalil, dan beberapa nama lainnya. Salah satu nama yang mencuat di kalangan profesional tersebut adalah Anies Baswedan.
Nama Anies sebelumnya mencuat karena kerap muncul dalam polling kabinet Jokowi-JK. Dalam polling tersebut nama Anies muncul di peringkat atas bersama beberapa profesional lain. Tanggapan mengenai ditaruhnya nama Anies dalam polling menteri sebelumnya ditanggapi positif oleh pengamat politik CSIS, Philips Vermonte, dalam rilis nama menteri usulan Indo Strategi bulan lalu.
“Saya rasa dia (Anies Baswedan) bisa bagus di mana saja,” ujar Philips, Senin (27/10/2014).
Pendapat senada dengan Philips juga hadir dari Anis Saggaf, Pembantu Rektor 1 Universitas Sriwijaya mengenai pengangkatan Anies sebagai menteri.
“Beliau berkeinginan memperbaiki pendidikan kita khususnya di level akar rumput. Saya yakin beliau tepat menjadi Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah. Kalau Anies menterinya pendidikan akan lebih maju,” ujar Anis Saggaf.
Anies sendiri menyatakan siap mengemban amanah menjadi menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah akan membawa perspektif baru dalam mengelola pemerintahan.
“Masalah pendidikan adalah masalah bersama. Saatnya ikut merasa memiliki masalah tersebut dan terlibat menjadi bagian dari solusi,” ungkap Anies.
Ia juga mengatakan bahwa dua kata kunci penting dalam kementeriannya nanti adalah transparansi dan kolaborasi dengan warga.
Anies lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Ia merupakan Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah yang ke-25.
Selama ini, ia dikenal sebagai seorang intelektual dan akademisi. Rektor Universitas Paramadina itu merupakan penggagas gerakan Indonesia Mengajar yang jaringannya tersebar di seluruh Indonesia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Heboh Video Jokowi Jadi Imam, Ahli Tajwid Sebut Kesalahan Ini Bisa Batalkan Salat
-
CEK FAKTA: Anies Baswedan Siap Gantikan Prabowo Jadi Presiden, Heboh di Medsos!
-
Reuni Tipis-Tipis Anies Baswedan dan Mahfud MD, Bahas Apa?
-
Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
-
Sindiran Fathian: Prabowo Turun, yang Naik Justru Gibran, Bukan Anies
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO