Suara.com - Kampanye #savejambulkuning berhasil menyadarkan sebagian anggota masyarakat yang selama ini memelihara burung langka, kakatua berjambul kuning.
Hal itu diakui oleh Bambang Sutedjo, warga Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang hari ini, Senin (11/5/2015), menyerahkan burung ke petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Burung kakatua jambul kuning sudah dipelihara Bambang selama 18 tahun.
"Saya sayang banget sebenarnya sama dia (kakatua). Kan sudah ada kampanye save jambul kuning. Kita jadi tersentuh. Kalau selama ini, kita tidak tahu gimana mekanisme mengembalikan burung ke pemerintah sebelum dilepasliarkan," katanya kepada suara.com.
Bambang mengatakan ia merasa bertanggung jawab dengan semakin langkanya kakatua jambul kuning.
Ia menyadari kalau burung dipelihara di rumah, menghambat perkembangbiakan burung.
Kampanye #savejambulkuning mulai menggema setelah Kepolisian Resort Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/5/2015) lalu, mengungkap upaya penyelundupan burung langka, bayan dan kakatua berjambul kuning, di pelabuhan.
Polisi menemukan sebanyak 23 burung, 21 di antaranya disembunyikan dengan cara mengerikan, burung dimasukkan ke dalam botol air mineral plastik agar tidak bisa berteriak.
Bambang berharap kampanye #savejambulkuning menyadarkan semua orang yang selama ini memelihara burung langka. Terutama kepada para penyelundup dan orang yang menjualbelikannya, diharap sadar.
Bambang juga berharap kepada aparat penegak hukum benar-benar tegas.
"Sebetulnya kan aturan sudah ada, mungkin penegakannya kurang ketat. Diperketat lagi, misalnya di pelabuhan dan bandara," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!
-
Wamenkes Dante: Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Berjenjang, Pembayaran Klaim Disesuaikan Kompetensi RS
-
Pemprov DKI Gagas LPDP Jakarta, Siap Biayai Warga Kuliah S2-S3 hingga Luar Negeri
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum
-
Ira Puspadewi Cs Dapat Rehabilitasi dari Prabowo, Eks Penyidik KPK: Tamparan Penegak Hukum
-
Heboh Bandara 'Ilegal' di Morowali, Benarkah Diresmikan Jokowi? Fakta Dua Bandara Terungkap
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman
-
Drama Berujung Rehabilitasi, 7 Fakta Mengejutkan Kasus Korupsi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi
-
DPRD DKI Soroti Gaji Guru Swasta di Jakarta: Jauh di Bawah UMP!